Dokter Koboi Bagikan Tips Tetap Sehat dan Mabrur Menunaikan Ibadah Haji

Dokter Koboi Bagikan Tips Tetap Sehat dan Mabrur Menunaikan Ibadah Haji

EP
Echa Panrita Lopi

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini, Jakarta – Menjaga kesehatan bagi Jemaah Calon Haji (JCH) Indonesia menjelang berangkat hingga selama di tanah suci menjadi kebutuhan utama saat ini. Apalagi ibadah haji ini merupakan ibadah fisik yang memerlukan stamina.

Menyambut musim haji tahun ini, dr. Wachyudi Muchsin S.Ked SH M.Kes C.Med praktisi kesehatan, yang dikenal luas sebagai "Dokter Koboi", membagikan berbagai tips penting agar para jamaah haji, khususnya lansia dan penderita penyakit komorbid, dapat menjalankan ibadah dengan sehat dan nyaman serta meraih haji yang mabrur.

Sebagai dokter berpengalaman yang telah beberapa kali mendampingi jamaah haji Indonesia, dr. Wachyudi menekankan pentingnya persiapan medis dan edukasi sejak sebelum keberangkatan.

Ia juga mengingatkan agar seluruh jamaah tidak lupa melengkapi diri dengan vaksinasi wajib, yaitu vaksin meningitis dan polio, sebagai syarat internasional untuk masuk ke Arab Saudi sekaligus perlindungan dari penyakit menular di daerah endemis.

Salah satu ancaman kesehatan utama yang dihadapi jamaah haji adalah heat stroke. Dr. Wachyudi menjelaskan bahwa heat stroke adalah kondisi darurat medis yang terjadi ketika suhu tubuh meningkat secara drastis hingga di atas 40°C, disertai kegagalan mekanisme pendinginan tubuh.

Gejalanya meliputi kulit yang panas dan kering, kebingungan, pusing hebat, denyut nadi cepat, hingga kehilangan kesadaran. Jika tidak ditangani segera, heat stroke dapat berakibat fatal.

Untuk menghindarinya, jamaah diimbau untuk menjaga hidrasi dengan rutin minum air, menggunakan pelindung panas seperti topi dan kacamata hitam, serta menghindari aktivitas berat pada siang hari.

Beristirahat yang cukup dan mengenakan pakaian berbahan ringan juga sangat dianjurkan.

Khusus bagi jamaah lansia, perlu perhatian ekstra. Daya tahan tubuh yang menurun membuat mereka lebih rentan terhadap dehidrasi, kelelahan, dan komplikasi penyakit kronis.

Oleh karena itu, penggunaan kursi roda jika diperlukan, pendampingan dari keluarga atau petugas, serta pemantauan rutin menjadi sangat penting.