Ahok Bakal Hapus Fasilitas Kartu Kredit Direksi, Komisaris, hingga Manajer Pertamina

Ahok Bakal Hapus Fasilitas Kartu Kredit Direksi, Komisaris, hingga Manajer Pertamina

Effendy Wongso

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id, Jakarta - Ahok bakal hapus fasilitas kartu kredit direksi, komisaris, hingga manajer Pertamina. Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengungkapkan, perusahaan pelat merah itu masih akan melakukan efisiensi pada 2021 ini. Salah satunya adalah dengan meniadakan fasilitas kartu kredit bagi dewan direksi, komisaris, senior vice president, hingga pejabat level manajer di perseroan.

“Dalam RUPS kemarin sudah disampaikan tentang peniadaan fasilitas kartu kredit bagi dewan direksi, dewan komisaris, sampai manager, senior vice president dan lain-lain yang selama ini ada fasilitas tersebut,” beber Ahok kepada wartawan, seperti dilansir dari Tempo, Selasa, 15 Juni 2021.

Ahok menjelaskan kebijakan tersebut tidak hanya berlaku pada induk perusahaan, namun juga di seluruh grup. Artinya, para pejabat di anak usaha atau subhloding Pertamina juga tidak akan lagi merasakan fasilitas kartu kredit tersebut.

Sebagai gantinya, tagihan atas kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan petinggi perseroan seperti untuk jamuan tamu, harus langsung diajukan kepada perusahaan. Selain itu, pemesanan tiket penerbangan, hotel, dan akomodasi maupun transportasi lainnya juga harus dilakukan atas nama perusahaan.

“Poin potongan dan sebagainya juga harus masuk ke perusahaan, tidak boleh ke nama pribadi,” terang Ahok.

Pertamina, sebut Ahok, menargetkan optimasi biaya atas berbagai penghematan bisa mencapai 1,9 milar dolar AS pada 2021. Pertamina juga membidik laba bersih lebih tinggi hingga akhir tahun nanti sebesar dua miliar dolar AS.

Dalam pembukuannya, Pertamina baru saja mencatatkan laba bersih sepanjang 2020 sebesar 1,05 miliar dolar AS atau Rp 15,3 triliun (asumsi kurs 14.572 per dolar AS). Dibandingkan tahun sebelumnya, laba bersih ini turun. Pada 2019, laba bersih Pertamina mencapai 2,35 miliar dolar AS atau Rp 35,8 trilun.

Sementara itu, EBITDA yang diperoleh perseroan sebesar 7,6 miliar dolar AS dengan EBITDA margin 18,3 persen. Pertamina melakukan transformasi, optimasi, efisiensi, dan akuntabilitas di seluruh lini perusahaan sehingga pendapatan konsolidasian di akhir 2020 mencapai 41,47 miliar dolar AS.

Tren kinerja yang positif di tengah tantangan pandemi Covid-19 dan menurunnya harga minyak dunia, ungkap Ahok, terjadi lantaran perusahaan melakukan penghematan dari sisi pengadaan dengan cara sentralisasi dan optimasi biaya serta penjualan produk.

“Kami tidak lagi melalui pihak ketiga,” tegas Ahok.

Selain itu, perusahaan minyak negara menerapkan sistem pro bono untuk pejabat di anak perusahaan dan cucu perusahaan.

Ahok menguraikan, optimasi biaya dengan cara penghematan harus terus dilakukan guna meningkatkan kinerja Pertamina. Selain itu, perusahaan mesti mengoptimalkan pemanfaatan aset demi meningkatkan penjualan produk maupun jasa.