Mimpi Kampus Unhas Bebas Kekerasan Seksual: Dialog Publik di Tengah Krisis Moral

Mimpi Kampus Unhas Bebas Kekerasan Seksual: Dialog Publik di Tengah Krisis Moral

KH
Kamsah Hasan

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

“Saya ingin ada komitmen nyata. Ini bukan hanya tentang anak saya, tetapi seluruh mahasiswa di sini,” ujar Indri, suaranya bergetar namun tegas.

Komitmen Membangun Kampus yang Aman

Merespons keresahan itu, Prof. Farida Pattitingi, Ketua Satgas PPKS Unhas, menyampaikan bahwa menciptakan kampus yang bebas dari kekerasan seksual adalah komitmen bersama.

“Itu komitmen kita semua,” ujar Prof. Farida. “Tapi ini bukan pekerjaan satu pihak. Tidak boleh hanya Satgas yang bekerja. Kita harus bersama-sama.”

Prof. Farida menambahkan bahwa pendekatan kolaboratif melibatkan berbagai elemen kampus, termasuk mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan, sangat diperlukan.

Ia juga menekankan pentingnya memberikan pendampingan kepada korban secara menyeluruh, mulai dari aspek psikologis hingga hukum.

Kasus Firman Saleh: Puncak Gunung Es?

Kasus yang menimpa mahasiswi FIB Unhas ini menambah panjang daftar kekerasan seksual di dunia pendidikan Indonesia.

Firman Saleh, yang seharusnya menjadi pembimbing akademik, justru dilaporkan sebagai pelaku pelecehan. Peristiwa ini menjadi pukulan telak bagi reputasi kampus dan memicu gelombang tuntutan reformasi sistem perlindungan di lingkungan akademik.

Dekan FIB, Prof. Akin Duli, dalam pernyataannya di acara tersebut, menegaskan komitmen fakultas untuk memperbaiki sistem pengawasan dan pencegahan.