Mimpi Kampus Unhas Bebas Kekerasan Seksual: Dialog Publik di Tengah Krisis Moral

Mimpi Kampus Unhas Bebas Kekerasan Seksual: Dialog Publik di Tengah Krisis Moral

KH
Kamsah Hasan

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

“Kami terus berupaya memperbaiki segala aspek, baik dari kebijakan maupun penerapannya,” katanya.

Kampanye Kesadaran: Harapan di Tengah Krisis

Aktivis perempuan Alfina Mustafaina, salah satu narasumber dalam dialog tersebut, menegaskan bahwa keberanian korban untuk melaporkan kasus seperti ini adalah langkah awal yang penting.

Namun, ia juga menggarisbawahi pentingnya perubahan budaya di lingkungan kampus yang sering kali permisif terhadap pelaku.

“Kita harus mendobrak stigma, menciptakan ruang aman untuk para korban berbicara, dan menuntut pelaku bertanggung jawab,” ujar Alfina.

Diskusi ini diakhiri dengan seruan bersama untuk menciptakan lingkungan kampus yang lebih aman dan inklusif. Namun, seperti yang diingatkan oleh Prof. Farida, perubahan tidak bisa terjadi secara instan.

“Ini adalah perjalanan panjang, tapi kita harus mulai dari sekarang,” katanya.

Di luar aula, langkah Indri tampak mantap saat meninggalkan lokasi. Baginya, suara yang ia lontarkan hari ini adalah bagian dari perjuangan untuk melindungi anaknya dan generasi muda lainnya.

Di balik sorotan kasus, harapan tetap hidup — bahwa kampus bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang yang aman bagi semua.