Krisis Finansial Terpa BYD di China Hingga Tutup Puluhan Diler, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Krisis Finansial Terpa BYD di China Hingga Tutup Puluhan Diler, Bagaimana Dampaknya ke RI?

HZ
Hasbi Zainuddin

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini, Jakarta – Merek kendaraan listrik terbesar di Asia, BYD menjadi sorotan publik lantaran disebut mengalami krisis finansial hingga menutup puluhan dilernya di salah satu provinsi di China.

Seperti dilaporkan Jinan Times dan dikutip Reuters, krisis finansial yang dialami oleh Shandong Qiancheng Holdings Co., Ltd., salah satu mitra jaringan dealer terbesar BYD di Shandong, menyebabkan lebih dari 20 dealer di wilayah tersebut harus menghentikan operasionalnya sejak April 2025. Hal ini berdampak pada lebih dari 1.000 konsumen yang belum menerima layanan purnajual dan jaminan kendaraan mereka.

Menanggapi kabar itu, PT BYD Motor Indonesia menegaskan bahwa penutupan dealer-dealer itu murni karena persoalan internal manajemen keuangan Qiancheng, dan tidak berkaitan langsung dengan kinerja atau strategi bisnis BYD secara keseluruhan.

“Tutupnya grup dealer tersebut murni dikarenakan permasalahan keuangan internal perusahaan [Qiancheng], tidak berhubungan dengan BYD,” ujar Luther Panjaitan, Head of Public and Government Relations PT BYD Motor Indonesia, dikutip dari Antara, Selasa 3 Juni 2025.

Luther juga menegaskan bahwa peristiwa di China tidak mempengaruhi operasional BYD di Indonesia, termasuk strategi pemasaran, penjualan, maupun layanan purnajual.

“Hal tersebut tidak berpengaruh kepada upaya pemasaran, penjualan dan purnajual kami di Indonesia,” tegasnya.

BYD, bahkan mencatat kinerja positif secara global. Penjualan kendaraan BYD pada Mei 2025 mencapai 382.476 unit, naik 0,63% dibandingkan bulan sebelumnya dan 15,27% lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sebagai bentuk tanggung jawab, BYD pusat telah mengambil langkah akuisisi terhadap sejumlah dealer bermasalah dan memastikan perlindungan terhadap hak-hak karyawan serta konsumen yang terdampak.

BYD saat ini memiliki lebih dari 4.000 dealer aktif di seluruh China, menunjukkan bahwa kasus Qiancheng tidak mencerminkan kondisi umum bisnis ritel BYD secara nasional maupun global.

Dia juga menyebutkan bahwa, di Indonesia sendiri, BYD baru saja memperluas kehadirannya dengan meluncurkan sejumlah model baru, termasuk BYD Dolphin, Atto 3, dan Seal EV, yang disambut antusias oleh pasar domestik. Dalam waktu dekat, BYD juga direncanakan memulai pembangunan fasilitas produksi lokal, sebagai bagian dari strategi jangka panjang di Asia Tenggara.