Terkini, Makassar – Rangkaian pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) The Series, GIIAS Makassar 2025, resmi dibuka pada Rabu 5 November 2025, di venue terbaru yang lebih besar, Summarecon Mutiara Makassar Convention Center (SMMCC).
Pameran ini menandai kembalinya GIIAS di Makassar setelah terakhir kali diselenggarakan enam tahun lalu, yakni pada 2019.
GIIAS Makassar dibuka secara resmi oleh Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Setia Diarta, didampingi oleh Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, serta Ketua Umum GAIKINDO, Putu Juli Ardika dan Ketua Harian sekaligus Ketua Penyelenggara Pameran dan Konferensi GAIKINDO, Anton Kumonty.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyampaikan apresiasi kepada penyelenggara, yakni Gaikindo, karena telah memilih kota ini yang merupakan pintu gerbang Kawasan Indonesia Timur, sebagai tempat pelaksanaan pameran otomotif terbesar.
"Kami juga ucapkan terima kasih kepada Summarecon yang sudah membangun venue sebesar ini, menunjukkan Makassar bisa melaksanakan kegiatan besar dengan fasilitas convention center berstandar internasional," ungkap Munafri Arifuddin.
Dia pun menyampaikan dukungannya kepada para pengusaha otomotif, untuk menanamkan investasi di Kota Makassar, baik itu dengan membuka diler, dan aktivitas lain terkait otomotif yang bisa mempengaruhi ekonomi masyarakat di kota ini.
Adapun Setia Diarta selaku Dirjen ILMATE, Kementerian Perindustrian menyampaikan dukungan yang sama atas terselenggaranya GIIAS Makassar 2025.
Menurut dia, Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia Indonesia saat ini mencapai USD 265 miliar, atau meningkat 4 persen dari tahun sebelumnya.
"Angka ini melebihi MVA rata-rata (negara) dunia yang mencapai USD 78 miliar. Pencapaian ini membuat Indonesia masuk 15 negara dunia dengan MVA tertinggi. Dia Asia, Indonesia cuma bersaing dengan China, Jepang, Korea Selatan dan India," ungkap dia.
Selain itu, menurut data, rasio kepemilikian kendaraan Indonesia masih rendah, yakni 99 per seribu penduduk. Ini lebih rendah dari Malaysia 275 dan Singapura 211. Sehingga, industri otomotif Indonesia masih punya ruang yang lebih besar untuk meningkatkan penjualan kendaraan otomotif.















