Film dokumenter yang diluncurkan di hari pertama masa tenang Pemilu 2024 itu disutradarai Dandhy Dwi Laksono dan diperankan tiga pakar hukum tata negara, yakni Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari.
Dirty Vote merupakan film dokumenter yang mengupas soal dugaan potensi kecurangan di Pemilu dan Pilpres 2024.
Kemunculan Dirty Vote pun sontak menjadi perhatian TKN Capres-Cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran yang menduga film dokumenter itu bertujuan menurunkan marwah Pemilu 2024.
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman meminta masyarakat jangan terpancing dengan narasi-narasi dalam film itu. Ia juga menilai sebagian besar isi film tersebut sebatas asumsi.
"Sebagian besar yang disampaikan film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah. Narasi kebencian yang sangat asumtif, dan sangat tidak ilmiah," ujar Habiburokhman dalam keterangan persnya.
Habiburokhman juga mempertanyakan kapasitas dari tiga pakar hukum tata negara yang menjadi pemeran dalam film Dirty Vote tersebut. Dia menduga, ketiga orang itu punya tendensi untuk mendegradasi Pemilu 2024 dengan narasi yang tidak berdasar.
"Keinginan untuk mendegradasi pemilu ini dengan narasi yang sangat tidak berdasar," ujarnya.