Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan kepada wartawan bahwa AS segera mencari informasi tambahan mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Washington akan memantau penyelidikan yang akan datang dengan cermat.
“Mendesak untuk mendapatkan jawaban," katanya.
Hamas mengatakan insiden itu dapat membahayakan perundingan di Qatar. Kelompok tersebut tidak akan membiarkan perundingan. “Menjadi kedok bagi musuh untuk melanjutkan kejahatannya," katanya.
Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan penembakan yang dilakukan tentara Israel terhadap warga sipil yang mencoba mengakses makanan tidak dapat dibenarkan.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.
“Kemarahan mendalam atas gambar-gambar yang datang dari Gaza di mana warga sipil menjadi sasaran tentara Israel. Saya menyampaikan kecaman saya yang paling keras atas penembakan ini dan menyerukan kebenaran, keadilan, dan penghormatan terhadap hukum internasional,” kata Macron dalam sebuah postingan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Sementara, Turki menuduh Israel melakukan kejahatan lain terhadap kemanusiaan dan mengutuk warga Gaza yang “kelaparan” ketika warga sipil mengais-ngais persediaan makanan yang semakin menipis.
“Fakta bahwa Israel… kali ini menargetkan warga sipil tak berdosa yang mengantri untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan, adalah bukti bahwa (Israel) secara sadar dan kolektif bertujuan untuk menghancurkan rakyat Palestina”, kata Kementerian Luar Negeri Turki.
Presiden Kolombia Gustavo Petro mengecam apa yang disebutnya sebagai “genosida” terhadap rakyat Palestina dan menghentikan pembelian senjata dari Israel, pemasok utama pasukan keamanan negaranya.
“Saat meminta makanan, lebih dari 100 warga Palestina dibunuh oleh [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu. Ini disebut genosida dan mengingatkan Holocaust,” tulis Petro di X. “Dunia harus memblokir Netanyahu.”