Terkini.id - Hotman Paris membalas ucapan pengamat politik Rocky Gerung yang menyindir cincin berlian yang dikenakan oleh pengacara kondang itu.
Sindiran Rocky Gerung kepada Hotman Paris tersebut dilontarkan saat Rocky membahas soal sengketa hasil Pilpres 2024 di Podcast YouTube-nya.
Lewat tayangan podcast-nya, Rocky membandingkan kualitas pendapat Hotman Paris dengan cincin berlian yang dikenakan Hotman.
Awalnya, Rocky menanggapi komentar netizen yang memintanya berdebat pendapat dengan Hotman Paris terkait sengketa Pilpres 2024 yang saat ini tengah berjalan di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Saya juga dapat banyak kiriman, seperti mau diadu, pendapat bukan mengutip Undang-Undang, kita mau tau pendapat mengenai Undang-Undang," kata Rocky Gerung.
Ia pun berharap ada forum khusus yang dibuat agar dirinya bisa berdebat dengan pengacara Prabowo-Gibran itu.
"Salam aja buat Pak Hotman. Debat itu harusnya dibuat di forum, bukan di TikTok," tuturnya.
Rocky Gerung lalu mengaku enggan mengomentari pendapat Hotman Paris lantaran menurutnya, cincin berlian yang dipakai Hotman lebih berkilau dari otak pengacara kondang itu.
"Kenapa saya gak komentari, saya merasa cincin beliau lebih berkilau dari otaknya. Jadi kita gagal fokus ke cincinnya ketimbang argumennya," ucapnya.
Menanggapi sindiran Rocky tersebut, Hotman Paris pun murka dan menyebut bahwa cincin berlian miliknya lebih tajam dari otak Rocky Gerung.
"Hai Rocky Gerung, kau menuduh berlian saya lebih tajam dari otak saya. Yang benar, berlian saya ini lebih tajam dari otak kamu," ujar Hotman, dikutip dari video pernyataannya yang dibagikan oleh akun Instagram @terang_media, Selasa, 16 April 2024.
"Bahkan otak saya lebih tajam dari otak kamu!" tambahnya.
Hotman Paris lalu mengomentari pendapat Rocky Gerung yang meminta hakim MK memutus soal perkara sengketa hasil Pilpres 2024 tersebut dengan memakai ilmu sosiologi.
"Kamu menyebutkan di podcast agar hakim MK memutus berdasarkan ilmu sosiologi. Kau tahu nggak bahwa salah satu tuduhan utama dari kosong tiga adalah bahwa Jokowi melakukan nepotisme melanggar hukum dengan membeli suara rakyat dengan bansos, itu kan perlu pembuktian hukum, tidak bisa dengan sosiologi," ujarnya.