Terkini.id, - Melemahnya nilai tukar sebuah mata uang tentunya ada sebab, begitu pula yang terjadi pada melemahnya nilai tukar rupiah.
Lantas, faktor apa yang menjadi penyebab rupiah melemah? Nah, untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut mending simak saja langsung berita terbaru hari ini di Indonesia.
1. Ekonomi Global yang Tidak Stabil
Ketidakstabilan ekonomi global menjadi salah satu penyebab dari melemahnya nilai tukar rupiah.
Sebagai contoh, krisis ekonomi atau resesi yang terjadi di negara-negara maju akan menimbulkan kepanikan di pasar keuangan global.
Ketika investor cenderung memilih aset yang lebih aman, biasanya mereka akan memindahkan dananya ke mata uang yang dirasa lebih stabil seperti dolar AS.
Sehingga kondisi ini dapat meningkatkan permintaan nilai tukar terhadap dolar AS, namun melemahkan nilai tukar rupiah.
2. Defisit Transaksi Berjalan
Pada dasarnya, Defisit Transaksi Berjalan akan terjadi disaat nilai impor negara lebih besar ketimbang nilai ekspor.
Indonesia menjadi salah satu negara yang kerap mengalami Defisit Transaksi Berjalan, karena menghadapi permintaan yang lebih besar terhadap mata uang asing daripada pasokan yang dimilikinya.
Sehingga hal tersebut akan memicu terjadinya depresiasi terhadap nilai tukar rupiah. Bahkan, Defisit Transaksi Berjalan juga merupakan cerminan ketergantungan negara Indonesia terhadap produk maupu jasa dari luar negeri.
3. Kebijakan Moneter Amerika Serikat
Kabarnya, kebijakan moneter yang diberlakukan oleh The Fed (Federal Reserve) Amerika Serikat sangat berpengaruh besar pada nilai tukar rupiah.
Disaat The Fed menaikan suku bunga, maka aset dalam dolar AS akan menjadi lebih menarik bagi para investor.
Alhasil, terjadilah arus modal keluar dari Indonesia menuju ke Amerika Serikat yang akan memicu penekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Namun sebaliknya, disaat The Fed menurunkan suku bunga, maka investasi di Indonesia menjai lebih bergairah sehingga mampu memperkuat nilai tukar rupiah.
4. Risiko Politik dan Ekonomi Domestik
Persepsi para investor pada risiko politik maupun ekonomi dalam negeri juga dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Mulai dari ketidakstabilan politik, seperti perubahan susunan pemerintahan hingga kebijakan yang tidak konsisten.
Sehingga kondisi ini bisa menurunkan kepercayaan para investor, sekaligus mendorong arus modal keluar dari Indonesia.
Bukan hanya itu, ada juga beragam masalah ekonomi lainnya seperti inflasi yang tinggi, melambatnya ekonomi, hingga ketidakpastian regulasi yang bisa menekan nilai tukar rupiah.
5. Cadangan Devisa
Sejatinya cadangan devisa yang dimiliki oleh BI (Bank Indonesia) memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Apabila cadangan devisanya memadai, maka dapat memungkinkan BI untuk melakukan intervensi terhadap pasar valuta asing dengan tujuan menstabilkan nilai tukar rupiah.
Lain halnya ketika cadangan devisa menipis, maka kemampuan BI dalam mempertahankan nilai tukar rupiah akan berkurang yang menyebabkan terjadinya depresiasi rupiah.
6. Harga Komoditas
Memang tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa negara Indonesia memiliki ketergantungan terhadap ekspor komoditas seperti minyak kelapa sawit, batu bara, serta gas alam.
Disaat harga komoditas meningkat, secara otomatis pendapatan ekspor pun akan meningkat yang mampu memperkuat rupiah.
Begitu juga ketika harga komoditas mengalami penurunan, maka pendapatan ekspor akan ikut menurun yang memicu pelemahan terhadap nilai tukar rupiah.
7. Inflasi
Faktor berikutnya yang menjadi penyebab melemahnya nilai tukar rupiah, yakni berupa inflasi. Apabila inflasi meningkat, biasanya harga barang dan jasa juga ikut melambung yang akan mengurangi daya beli konsumen.
Nah, itulah beberapa faktor yang menjadi penyebab melemahnya rupiah.