Selain itu, polisi juga mengungkap satu sosok lainnya yang diduga menjadi dalang sindikat uang palsu tersebut, yakni berinisial ASS.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan mengungkapkan peran ASS dalam kasus tersebut, yakni sebagai pemodal atau inevestor pembelian alat produksi untuk mencetak uang palsu pecahan Rp100 ribu itu.
"Alat besar itu senilai Rp600 juta di beli di Surabaya namun dipesan dari Cina, alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," ungkap Yudhiawan saat menggelar konferensi pers di Polres Gowa beberapa waktu lalu.
Yudhiawan juga membeberkan bahwa sosok ASS ini pernah mencalonkan diri di kontestasi Pilkada di Sulawesi Selatan.
"Salah satu pelaku ini pernah mencalonkan diri sebagai calon wali kota. Namun gagal karena tidak mendapatkan partai," bebernya.
Berdasarkan rekam jejak ASS yang disampaikan oleh Polda Sulsel tersebut, publik pun menduga bahwa sosok yang dimaksud adalah Annar Salahuddin Sampetoding.
Annar Sampetoding diketahui pernah mencalonkan diri di Pilgub Sulsel, dan sebelumnya juga hendak maju di Pilwali Kota Makassar. Namun, keinginannya itu gagal setelah dirinya tak mendapat rekomendasi dari satu partai pun.