Namun, kata dia, petugas di Polsek Cinangka tetap menolak memberikan bantuan pendampingan kepada mereka.
"Terdekatnya ada Polsek Cinangka, dan mobil berhenti sekitar 30 menit di situ. Saya (meminta) pendampingan saya bilang begini 'Pak dekat kok, 2 km. Saya juga bawa surat-suratnya, bawa STNK asli, BPKB asli, terus surat penyerahan rental ada, mereka tetap tidak mau," ungkap Agam.
Ia pun mengatakan bahwa petugas di Polsek Cinangka tersebut malah menyuruh dia dan ayahnya untuk mengambil sendiri mobil itu.
"Jadi saya disuruh ambil saja sendiri mobilnya, baru bawa ke Polsek aja katanya gitu," bebernya.
Sebelumnya, kasus penembakan terhadap bos rental mobil di Tangerang tersebut diduga dipicu masalah penggelapan mobil rental milik korban.
Pelaku penembakan membawa mobil Honda Brio milik korban yang diduga sudah digelapkan. Namun, pelaku bukan sebagai penyewa, melainkan mobil tersebut sudah berpindah tangan.
Korban saat itu melacak keberadaan mobilnya yang diduga digelapkan. Korban dan pelaku sempat kejar-kejaran hingga sampai di KM 45 Tol Tangerang-Merak.
"Kejadian ini bermula dari dugaan penyalahgunaan mobil rental milik keluarganya (korban). Pelaku diduga menggunakan GPS untuk memutuskan jejak kendaraan di Pandeglang. Setelah melacak dan mengejar, saksi menemukan mobil Brio warna oranye milik keluarganya di depan mini market Rest Area KM 45," ujar Kapolresta Tangerang Kombes Baktiar Joko Mujiono, Kamis, 2 Januari 2025.
Korban diduga mencoba mengadang mobil miliknya yang dibawa pelaku. Saat itulah, pelaku melepaskan lima kali tembakan ke arah korban. Bos rental berinisial IA (48) tewas dan satu lainnya luka-luka berinisial R (59).
"Saat mobil tersebut diadang, pelaku tiba-tiba menembak secara brutal dan melukai dua korban. (Peluru) Mengenai dua korban, saudara I (48) di bagian dada dan tangan kiri, serta saudara R (59) di bawah ketiak kanan," jelasnya.