"Pemanfaatan teknologi digital, kecerdasan buatan (AI), serta pengembangan layanan berbasis teknologi menjadi prioritas dalam memperkuat daya saing destinasi wisata di tingkat global," lanjutnya.
Di samping digitalisasi, kata Ni Luh aspek keberlanjutan lingkungan menjadi perhatian utama.
"Melalui program Gerakan Wisata Bersih, pemerintah berkomitmen menjaga kebersihan dan kenyamanan destinasi wisata di seluruh pelosok negeri," jelasnya.
"Pembentukan tim khusus dan pembangunan infrastruktur sanitasi menjadi langkah konkret dalam menciptakan lingkungan wisata yang sehat dan ramah bagi pengunjung," sambungnya.
Dikatakan Ni Luulh, tren wisata minat khusus pun terus didorong, dengan fokus pada tiga sektor unggulan: kuliner (gastronomi), wisata bahari, dan wellness tourism.
"Inisiatif ini bertujuan memperkuat citra Indonesia sebagai destinasi kelas dunia yang tak hanya menawarkan panorama alam, tetapi juga pengalaman budaya, kesehatan, dan gaya hidup yang autentik," pungkasnya.
Ia juga menyampaikan salah satu langkah strategis yang akan diintensifkan pada 2025 adalah pengembangan event-event internasional berbasis Intellectual Property (IP) lokal.
"Dengan menonjolkan warisan budaya dan kekayaan tradisi, Indonesia ingin memantapkan diri sebagai tuan rumah event global yang mampu mendongkrak pariwisata sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi ekonomi kreatif dan masyarakat lokal," urainya.
Selain itu, pengembangan desa wisata tetap menjadi ujung tombak dalam mendorong pariwisata berbasis komunitas.
"Tahun ini, Kementerian Pariwisata akan meningkatkan kualitas serta jumlah desa wisata, yang kini telah mencapai lebih dari 6.057 desa di 38 provinsi," imbuhnya.