Ini Alasan Alien Itu Mungkin Nyata, Percaya Gak?

Ini Alasan Alien Itu Mungkin Nyata, Percaya Gak?

Effendy Wongso

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id, Jakarta - Pernah menonton film E.T. the Extra-Terrestrial yang diperankan Drew Barrymore pada era 1980-an? Film terkait persahabatan seorang anak perempuan dengan Alien ini adalah film fiksi ilmiah Amerika Serikat yang diproduksi dan disutradarai Steven Spielberg pada 1982. Film ini sendiri demikian menyita banyak penikmat film. Pasalnya, segala sesuatu yang bertema Alien memang masih menjadi pemantik kepenasaran publik.

Sejatinya, keberadaan makhluk ekstraterestrial seperti Alien sudah menjadi pertanyaan manusia sejak lama. Banyak kelompok yang meyakini, manusia tidak hidup seorang diri di alam semesta yang demikian luas ini.

Dalam beberapa dekade, banyak badan antariksa yang telah meluncurkan misi untuk mencari bukti kehidupan di planet lain. Keberadaan Alien juga semakin menjadi perhatian setelah beredarnya video yang diduga sebagai penampakan UFO belum lama ini, seperti diwartakan Terkini.id pada 30 Mei 2021 lalu dengan judul berita, “Geger, Ada 14 UFO Kerumuni Kapal Perang Amerika Serikat”.

Kendati begitu, masih menjadi pertanyaan, ada empat faktor yang mendukung teori besar kemungkinan Alien itu nyata. Berikut keempat faktor tersebut seperti dikutip dari LiveScience, Minggu 13 Juni 2021.

Pertama, Alien mungkin bernapas pakai hidrogen, seperti segelintir mikroba. Pasalnya, sebagian besar penghuni bumi membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Tetapi oksigen sebenarnya bukan gas yang paling umum di alam semesta.

Kandungan oksigen di alam semesta hanya sekitar 0,1 persen. Sangat kecil jika dibandingkan dengan hidrogen yang sebesar 92 persen dan helium sebesar tujuh persen. Selain itu, banyak planet terutama raksasa gas seperti Jupiter dan Saturnus yang diklaim terbuat dari unsur-unsur ringan tersebut.

Beberapa waktu yang lalu, ilmuwan meneliti bakteri E. coli dan ragi biasa untuk melihat apakah makhluk hidup mikro tersebut dpat hidup di lingkungan yang berbeda. Ternyata, mikroba seperti itu bisa bertahan hidup tanpa oksigen. Saat ditempatkan di lingkungan berisi hidrogen murni atau helium murni, mereka berhasil tumbuh meski dengan kecepatan yang lebih lambat dari biasanya.

Penemuan itu sendiri mengindikasikan, saat mencari organisme di tempat lain di alam semesta, manusia mungkin harus mempertimbangkan tempat yang tidak mirip seperti bumi.

Alasan kedua adalah ternyata ada seribu tempat potensial untuk mengawasi bumi. Pada Oktober 2020 lalu, peneliti menemukan katalog 1.004 bintang terdekat yang memiliki posisi terbaik untuk mendeteksi kehidupan di bumi.

“Jika pengamat di luar sana mencari (dari planet yang mengorbit bintang-bintang ini), mereka akan dapat melihat tanda-tanda biosfer di atmosfer kita,” papar penulis utama studi Lisa Kaltenegger, associate professor of astronomy di Cornell dan director of the university's Carl Sagan Institute, dalam sebuah pernyataan.

Alasan ketiga adalah Alien sudah mati lebih dulu. Sebuah analisis menemukan, kemungkinan besar kehidupan di galaksi Bima Sakti pertama kali muncul sekitar 5,5 miliar tahun yang lalu, jauh sebelum bumi terbentuk.

Ini menunjukkan, umat manusia relatif terlambat tiba di galaksi dan banyak kehidupan Alien di tempat lain sudah tidak ada lagi yang bertahan untuk berkomunikasi dengan manusia.

Adapun alasan keempat adalah adanya sinyal dari Proxima Centauri yang diduga dari Alien. Pasalnya, belum lama ini peneliti mengumumkan telah menangkap pancaran energi misterius yang berasal Proxima Centauri, sistem bintang terdekat dari matahari yang berjarak 2,4 tahun cahaya. Gelombang radio 980 MHz ini dideteksi teleskop Parkes di Australia pada April dan Mei 2019 lalu.

Seperti diketahui, teleskop Parkes merupakan bagian dari proyek Breakthrough Listen yang bertujuan untuk mencari sinyal radio dari sumber di luar tata surya. Sinyal 980 MHz ini ditangkap sekali dan tidak pernah muncul lagi.

Frekuensi ini penting lantaran menurut peneliti, pita gelombang radio ini biasanya tidak berasal dari alat buatan manusia dan satelit. Jadi, apakah sinyal ini datangnya dari kehidupan Alien?

Menariknya, sinyal ini bergeser sedikit saat diamati dan pergeserannya serupa dengan pergerakan planet. Proxima Centauri sendiri memiliki satu planet batu yang 17 persen lebih besar dari bumi, dan satu planet gas raksasa.

Kendati demikian, peneliti tidak mau langsung bersemangat melihat penemuan tersebut. Pasalnya, ada kemungkinan sinyal ini tidak datang dari kehidupan Alien, melainkan sumber yang tidak begitu menarik seperti komet atau awan hidrogen.