Terkini.id, Jakarta - Hindari kerumunan dan vaksinasi diklaim cara terbaik cegah penularan Covid-19. Pandemi coronavirus disease 2019 atau disingkat Covid-19 yang sudah hampir dua tahun mewabah di seluruh dunia, termasuk Indonesia memang menjadi polemik dalam berbagai sendi kehidupan. Tidak hanya dalam kesehatan masyarakat, tetapi juga perekonomian negara.
Parahnya, virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19 ini juga mengalami mutasi dan melahirkan berbagai varian baru. Dengan mengenali varian virus Covid-19, baik yang baru maupun lama dengan takzim mengamati gejala serta cara mencegah penularannya, diharapkan masyarakat dapat menekan lonjakan kasus yang terjadi akhir-akhir ini di Tanah Air.
“Virus Covid-19 ini mudah berubah, varian of concern bagi saya itu ada dua, yakni varian Alfa (B.1.1.7) dan Delta (B.1.617). Tetapi di samping mutasi virus, terjadinya lonjakan kasus juga karena adanya kerumunan,” ungkap Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana sekaligus Anggota Tim Pakar Medis Satgas Covid-19, I Gusti Ngurah Kade Mahardika dalam Dialog Publik KPCPEN yang disiarkan FMB9ID_IKP, Selasa 22 Juni 2021.
Mahardika menambahkan, vaksin Covid-19 sendiri sudah diteliti dan masih efektif melawan varian virus corona lainnya terutama varian Alfa dan Delta.
“Saya mendukung percepatan vaksinasi yang dilakukan pemerintah. Karena dengan 40-50 persen cakupan vaksinasi Covid-19 di negara-negara Eropa, mereka sudah berani mengadakan Piala Eropa 2021,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran Kusnandi Rusmil, juga memaparkan hal serupa.
“Covid-19 ini sangat-sangat hebat dampaknya. Apabila kita terinfeksi virus ini, fatal akibatnya sehingga kita harus benar-benar menghindarinya. Selain kita harus disiplin menegakkan protokol 5M, maka untuk melengkapinya kita harus divaksinasi,” imbaunya.
Menurut Kusnandi, vaksin Covid-19 dinilai sudah efektif dalam memberikan tingkat perlindungan yang diperlukan. Kendati pun terinfeksi, jika sudah mendapat vaksinasi akan mengurangi gejala kesakitan dan risiko kematian bagi pasien Covid-19. Sehingga, ia berpesan agar masyarakat jangan takut divaksinasi tetap harus takut dengan virusnya.
“Kita harus memberi pemahaman kepada masyarakat betapa jahatnya Covid-19 ini. Saya yakin dengan fakta-fakta yang sekarang ini kita tampilkan, banyaknya kesakitan dan kematian akibat Covid-19, masyarakat harus mulai sadar pentingnya protokol kesehatan dan vaksinasi,” bebernya.
Masih senada kedua pakar tadi, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Hermawan Saputra menjelaskan, kondisi saat ini menjadi alarm bagi individu dan lingkungan sekitar agar masyarakat memperkuat protokol kesehatan di perkantoran, pemukiman, pusat perbelanjaan, hingga kampung di pelosok.
“Pemerintah harus mampu memberdayakan sumber daya hingga ke desa-desa untuk mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat,” pesannya.
Hermawan mengimbau agar mengaktifkan gotong-royong di lingkup komunitas dan membuat ruang isolasi mandiri di tingkat komunitas.
“Ini upaya yang bisa meringankan beban rumah sakit kita yang saat ini mulai penuh terutama di Pulau Jawa,” imbuhnya.
Melihat kondisi yang dihadapi Indonesia saat ini, Hermawan berpendapat cara terbaik guna memutus mata rantai penularan Covid-19 adalah dengan mencegahnya.
“Cara terbaik untuk mencegah penularannya adalah menghindari kerumunan,” terangnya.