Terkini.id, Jakarta - Ini cara menghitung pendapatan dari Youtube, gak sulit kok! Boomingnya media sosial virtual seperti Youtube, membuat hampir semua orang di muka bumi ini tidak ada yang tak mengenalnya. Apalagi, penghasilan iklan bagi yang bergelut sebagai Youtuber dapat membuat orang kaya mendadak atau sering disebut orang kaya baru (OKB).
Sehingga, inilah yang mendorong orang berbondong-bondong ingin menjadi youtuber karena melihat beberapa youtuber yang lebih dulu sukses dengan penghasilan yang luar biasa. Kendati begitu, ada beberapa sumber pendapatan dan cara menghitung penghasilan dari Youtube.
Seperti dirangkum Terkini.id dari berbagai sumber, Jumat 25 Juni 2021, kendati menjanjikan dan bisa membuat seseorang bertatus OKB, sebut saja Atta Halilintar, Ria Ricis, dan Raffi Ahmad, tidak asal serampangan alias tidak asal-asalan.

Untuk mendapatkan penghasilan tersebut, seorang content creator dituntut untuk membuat konten yang menarik dan menguploadnya secara rutin guna menggaet banyak subscriber.
Selanjutnya, guna memonetisasi video Youtube harus memenuhi beberapa syarat seperti memiliki channel atau kanal Youtube yang sudah punya empat ribu tayangan dalam 12 bulan terakhir dan minimal sudah memiliki seribu subscriber.
Selain dari jumlah klik dan views pada iklan yang muncul, ada beberapa sumber pendapatan lain dari para Youtuber seperti YouTube Ads, Affiliate Marketing, para penjual produk dan jasa, dan endorsement.
Penghasilan Youtuber diperoleh langsung dari pihak Youtube sesuai kebijakannya. Indikator yang umumnya digunakan untuk menghitung pendapatan Youtube adalah Revenue per Impression (RPM).
RPM ini adalah uang atau keuntungan yang akan diperoleh setiap seribu penayangan iklan pada seluruh video yang ada di channel Youtube ini.
Untuk RPM yang didapatkan di Indonesia, uang (RPM) per seribu tayangan iklan kurang lebih Rp 7 ribu sementara di luar negeri satu dolar atau setara skitar Rp 15 ribu. RPM itu sendiri juga ditentukan beberapa faktor, seperti kualitas traffic, negara asal pemilik akun, kategori video, harga iklan yang tayang, adblock, jumlah klik dan lainnya. Inilah yang membuat RPM atau keuntungan yang dihasilkan setiap Youtuber itu berbeda-beda.
Untuk menghitungnya, asumsikan saja kanal video kita sudah ditonton lima ribu pengguna. Sehingga menunjukan kurang lebih ada sekitar 550 orang yang melihat iklan hingga selesai. Selanjutnya, perhitungan bisa dilakukan berdasarkan RPM di Indonesia yang sejumlah Rp 7 ribu per seribu viewers tersebut.
Sekarang, kita telah menemukan beberapa komponen untuk menghitungnya. Sebelum mencari hasil yang akan didapatkan seorang Youtuber, kita harus menghitung dulu nominal yang dibebankan kepada pengiklan. Pasalnya, penghasilan Youtuber yang murni dari Youtube dihitung berdasarkan sistem bagi hasil dengan persentase 55 persen dikalikan beban tarif pengiklan.
Jadi untuk mendapatkan beban tarif pengiklan yaitu dengan mengalikan jumlah RPM dengan jumlah viewers yaitu Rp 7 ribu dikali 550 penonton iklan yang menghasilkan beban pengiklan sebesar Rp 3.850.000.

Angka tersebut nantinya dikalikan kembali dengan 55 persen bagi hasil. Di sini, Rp 3.850.000 dikali 55 persen bagi hasil memperoleh hasil Rp 2.117.500. Angka terakhir inilah yang nantinya akan diberikan YouTube kepada pemilik akun Youtube atau Youtuber.
Selain perhitungan di atas, seorang Youtuber juga bisa memperoleh pendapatan dari cost per click (CPC). Nominal yang ditransfer ke rekening kurang lebih Rp 5 ribu hingga Rp 12 ribu per klik. Jika dalam seribu tayangan iklan mendapatkan tiga kali klik saja, berarti feenya hanya 0,3 persen.
AdSense merupakan produk jaringan periklanan dari Google yang keuntungannya ditentukan banyak faktor. Intinya, seorang Youtuber tetap harus memperoleh sebanyak mungkin subscriber.
Pasalnya, semakin banyak maka semakin besar kemungkinan orang yang mengklik konten video yang dibuat. Semakin banyak jumlah viewers, maka semakin besar peluang sponsor atau penawaran endorsement produk.
Nah, selamat mencoba bagi yang ingin mencoba menjajal sebagai Youtuber pemula!















