Ramai soal Ivermectin untuk Obati Corona, Ternyata Masih Diragukan di Amerika

Ramai soal Ivermectin untuk Obati Corona, Ternyata Masih Diragukan di Amerika

Effendy Wongso

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id, Jakarta - Ramai soal Ivermectin untuk obati corona, ternyata masih diragukan di Amerika. Ivermectin memang sedang hot-hotnya dibicarakan dan menjadi trending topic di media sosial belakangan ini. Pasalnya, Ivermectin disebut sebagai calon obat Covid-19 di Indonesia. Pada kenyataannya, fungsi obat ini untuk Covid-19 masih sangat diragukan.

Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberi lampu hijau pelaksanaan uji klinis Ivermectin sebagai obat penanganan Covid-19 pada Senin 28 Juni 2021. Uji klinis pertama dikatakan akan berlangsung selama tiga bulan, dengan masa pengamatan selama satu atau dua bulan.

“Tentunya nanti dengan penyerahan persetujuan pelaksanaan uji klinis ini, uji klinis terhadap obat Ivermectin sebagai obat Covid-19 bisa segera dilakukan," jelas Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers virtual, Senin 28 Juni 2021.

Saat ini, seperti dilansir dari Kontan, Selasa 29 Juni 2021, BPOM sudah mengeluarkan izin penggunaan atau izin edar Ivermectin sebagai indikasi infeksi kecacingan yang diberikan dalam dosis tertentu. Obat ini juga merupakan obat keras yang harus digunakan dengan resep dokter.

Sejauh ini, izin edar penggunaan obat Ivermectin yang beredar hanya untuk indikasi infeksi kecacingan (Strongyloidiasis dan Onchocerciasis). Ivermectin kaplet 12 mg memang terdaftar di BPOM.

Secara global, Ivermectin masih diragukan bisa mengatasi Covid-19. Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) yang sering menjadi acuan internasional, juga belum menyarankan penggunaan Ivermectin untuk mengobati Covid-19.

Meskipun ada penggunaan Ivermectin yang disetujui pada manusia dan hewan, FDA tidak menyetujui penggunaan Ivermectin untuk pencegahan atau pengobatan Covid-19.

FDA menjelaskan, perlu ada pengujian lebih lanjut untuk menentukan apakah Ivermectin mungkin tepat untuk mencegah atau mengobati Covid-19.

Melalui halaman tanya jawabnya, FDA menjelaskan Ivermectin disetujui untuk digunakan pada manusia untuk pengobatan beberapa cacing parasit (Strongyloidiasis usus dan Onchocerciasis).

Obat keras ini juga digunakan pada manusia untuk pengobatan parasit eksternal seperti kutu rambut dan untuk kondisi kulit seperti rosacea.

Ivermectin juga disetujui FDA untuk digunakan pada hewan untuk pencegahan penyakit heartworm pada beberapa spesies hewan kecil, dan untuk pengobatan parasit internal dan eksternal tertentu pada berbagai spesies hewan.

“Ivermectin adalah bagian penting dari program pengendalian parasit untuk spesies tertentu, dan hanya boleh diberikan kepada hewan untuk penggunaan yang disetujui atau seperti yang ditentukan dokter hewan sesuai persyaratan penggunaan obat khusus,” demikian diungkapkan FDA.

Sampai saat ini, FDA sebagai otoritas obat-obatan tertinggi di Amerika Serikat tidak menyetujui penggunaan ivermectin untuk mengobati Covid-19. Sejumlah efek samping juga bisa ditimbulkan dari obat ini.

Beberapa efek samping yang mungkin terkait Ivermectin termasuk ruam kulit, mual, muntah, diare, sakit perut, pembengkakan wajah atau anggota badan lain. Efek samping neurologis seperti pusing, kejang, dan kebingungan juga bisa muncul seiring penggunaannya. Risiko terburuk seperti penurunan tekanan darah dan hepatitis juga bisa terjadi.

FDA menegaskan, penggunaan Ivermectin untuk pencegahan atau pengobatan Covid-19 harus dihindari lantaran manfaat dan keamanannya untuk tujuan ini belum ditetapkan.