Terkini.id, Jakarta - Ini penjelasan Ade Armando terkait pengurus BEM yang Masuk UI Nyogok. Terkait polemik meme Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai King of Lip Service sebagai kritikan yang ditayangkan di media sosial Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI), dosen Ilmu Komunikasi Universitas UI Ade Armando menyinggung dan menyindir kritikan tersebut.
Seperti diketahui, BEM UI membuat meme dan menjuluki Presiden Jokowi sebagai King of Lip Service karena membiarkan pelemahan KPK dan tidak kunjung mevisi UU ITE.
Ade yang dikenal juga sebagai pegiat media sosial, khususnya host di kanal Youtube CokroTV, pun mengkritik langkah BEM UI. Menurutnya, semua yang dikritik BEM UI tidak masuk akal dan terkesan “ngaco”.
"Kalau begini, kesannya ya terlihat bodoh," kata Ade ketika dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Senin 28 Juni 2021, seperti dilansir dari Republika.co.id, Selasa 29 Juni 2021.
Ketika ditanya status Ade terhadap BEM UI di akun Twitter-nya, menyoal mahasiswa di BEM UI yang masuk UI dengan nyogok, Ade tidak menampiknya.
Ia memang membenarkan membuat status itu. Ade mengungkit, ketika menyangkut lembaga yang mewakili UI, sebaiknya pengurus BEM harus mengkaji semua kasus yang dikritik, yang ditujukan kepada Presiden Jokowi.
“Kita berharap, kan UI apalagi BEM punya tim kajian, kok muncul kajian seperti ini. Jadi sogok-menyogok itu sindiran saya saja kepada mereka (BEM),” tegas Ade.
Ade menambahkan, ada banyak hal dalam kritikan BEM UI yang salah kaprah. Pertama, menurutnya, saat Jokowi yang disebut BEM ingkar janji menyangkut UU Ciptaker atau Omnibus Law. Hal itu, sebut Ade, tidak bisa dilihat hanya dari tawaran uji materiel ke MK, tetapi, juga harus dilihat dari prinsip pemerintah mengenai UU ini.
“Memang sikap pemerintah seperti itu, karena mereka yang melahirkan. Secara logika masa ingkar janji? Logika mereka cacat dan mendasar,” imbuhnya.
Kritik BEM UI lainnya yang disorot Ade adalah terkait revisi UU ITE. Ia menuding, kritik BEM kepada revisi UU ITE tidak tepat. Pasalnya, revisi yang akan dilakukan menyoal UU ITE, dikatakan Ade, merupakan upaya pemerintah untuk melindungi warga dalam penyalahgunaan UU ITE.
“Sehingga, tidak bisa lagi mereka yang mengkritik, tanpa memfitnah atau mencemarkan nama baik, lantas dipenjara,” bebernya.
Bahkan, sambung Ade, kritik terkait pelemahan KPK juga disebut salah alamat. Pasalnya, pemilihan Firli sebagai ketua KPK bukanlah otoritas Presiden Jokowi. Termasuk tes wawasan kebangsaan (TWK) KPK beberapa waktu lalu, yang dinilai Ade bukan upaya dari Jokowi, melainkan KPK itu sendiri.
“Kok kalian (BEM UI) bisa sebodoh ini ya?” ujar Ade.
Kendati demikian, kritik yang dilontarkan BEM UI, lanjut Ade, harus dipandang sebagai bagian dari kebebasan berekspresi atau kebebasan akademik. Secara pribadi, Ade Armando juga mengatakan dirinya mendukung kritik tersebut.
"Seberapa pun tidak menyenangkan atau terasa kasar, tapi ini bagian dari demokrasi. Harus dilindungi hak mahasiswa untuk mengutarakan itu. Jangan diadili,” imbau Ade.