TNI-Polri dan TPNPB Kontak Senjata, 653 Warga Harus Mengungsi dari Kabupaten Puncak Papua

TNI-Polri dan TPNPB Kontak Senjata, 653 Warga Harus Mengungsi dari Kabupaten Puncak Papua

Achmad Rizki Muazam

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id, Papua - Sejumlah warga sipil di Papua kembali harus mengungsi pergi dari desanya.

Hal ini menyusul, sejak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dan aparat gabungan TNI/Polri terlibat kontak bersenjata pada tanggal 27 April 2021.

Sebanyak 653 warga Distrik Mabugi dan Distrik Ilaga Utara, serta warga dari empat kampung di Distrik Ilaga mengungsi ke pusat wilayah Ilaga, Ibu Kota Kabupaten Puncak, Provinsi Papua.

Para warga yang berasal dari kampung Kampung Wuloni, Tagaloa, Kalebut, dan Kimak mengungsi ke pusat pemukiman di wilayah Ilaga.

Mereka mengungsi demi menghindari konflik bersenjata yang terus berlanjut di Kabupaten Puncak, Papua.

Melansir jubi, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Puncak, Peniel Wakerkwa mengatakan bahwa hingga kini ratusan warga sipil masih mengungsi dan bertahan di llaga.

Dinsos Kabupaten Puncak telah menerima dan mendata para pengungsi.

Menurut Peniel Wakerkwa, para pengungsi ditempatkan dalam tenda darurat, terdapat tujuh tenda untuk 653 orang.

"Mereka sudah ditempatkan di tujuh tenda. Jumlah masyarakat dari Distrik Mabugi (mencapai) 282 orang, dan (dari) llaga Utara 371 orang," ujarnya, seperti dilansir terkini.id dari jubi, Rabu, 26 Mei 2021.

Tak hanya di tenda, menurut Dinsos, sebagian pengungsi juga tinggal di perumahan Pemda.

Sebenarnya, menurut Dinsos Kabupaten Puncak, masih banyak pengungsi yang belum sampai ke tempat pengungsian.

Menurutnya, sebagian besar warga sipil di Kabupaten Puncak mengungsi ke hutan.

Pemerintah Kabupaten Puncak memperkirakan jumlah penduduk di Distrik Mabugi mencapai 3 ribu orang, Distrik Ilaga Utara 3 ribu orang.

Sedangkan jumlah penduduk di Kampung Kimak dan Kampung Tagaloa diperkirakan antara 800 dan 900 orang.

Namun, menurut Wakerkwa, baru 653 orang yang sudah mengungsi ke Ilaga.

Selain itu, Wakerkwa juga mengeluhkan bahwa hingga kini warga tidak bisa beraktivitas di Ilaga.

Menurutnya, hal itu karena pasukan TPNPB maupun pasukan TNI/Polri sama-sama berjaga di luar Kota tersebut.

"Masyarakat tidak bisa beraktivitas secara bebas untuk mencari makan, karena TPNPB dan TNI/POLRI semua ada standby. Jadi, masyarakat tidak bisa pergi ke kebun. Semua ada di jantung kota Ilaga,” katanya.

Meskipun Dinas Sosial setempat sudah memberikan bantuan kepada para pengungsi, Wakerkwa mengharapkan masyarakat luas turut membantu pengungsi.

"Kami dari Dinas Sosial menyampaikan agar (masyarakat luas) membantu kami (memberikan bantuan bagi para pengungsi). Kami membutuhkan bantuan seperti sembako dan beras, karena kami susah dapat (cari) makan di tengah kota llaga,” tutup Wakerkwa.