Kericuhan di Papua kembali mencuat saat kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menembak mati 5 warga sipil di Yahukimo pada Kamis, 24 Juni 2021 kemarin. Adapun
Natalius Pigai, aktivis HAM asal Papua, menyebut Satgas Nemangkawi (pasukan TNI-Polri) menyebarkan berita tidak benar terkait tewasnya tiga warga sipil akibat baku tembak antara
Kelompok Bersenjata Papua Merdeka menembak mati seorang kuli bangunan di Kampung Eromaga, Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis, 3 Juni 2021. Sebelumnya, melansir jubi,
Kepolisian Republik Indonesia merilis empat wilayah di Papua yang dianggap rawan aksi kekerasan kelompok bersenjata. Menurut Wakil Kepala Kepolisian RI, Komjen Gatot Eddy Pramono,
Konflik bersenjata antara TNI-Polri dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) masih terus berlanjut. Baru-baru ini, TPNPB menantang prajurit gabungan TNI-Polri untuk berperang di
Sejumlah warga sipil di Papua kembali harus mengungsi pergi dari desanya. Hal ini menyusul, sejak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dan aparat gabungan
Sejumlah mahasiswa asal Papua yang sedang melanjutkan studinya di berbagai Perguruan Tinggi di Pulau Jawa mendesak Presiden Jokowi untuk menarik aparat keamanan dari tanah
Pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri terus ditambah untuk menjaga wilayah yang dianggap rawan di Papua. Penambahan prajurit ini menyusul tewasnya Kepala Badan
Dua prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) satgas 432 Kostrad dilaporkan tewas dan senjatanya dirampas oleh kelompok bersenjata yang tak dikenal. Menurut Danrem 172/PWY Jayapura,
Sejumlah massa yang pro terhadap kemerdekaan Papua melakukan unjuk rasa serentak di beberapa daerah di Indonesia pada Jumat, 21 Mei 2021. Mereka menuntut Pemerintah