Natalius Pigai, aktivis HAM asal Papua, menyebut Satgas Nemangkawi (pasukan TNI-Polri) menyebarkan berita tidak benar terkait tewasnya tiga warga sipil akibat baku tembak antara
Kelompok Bersenjata Papua Merdeka menembak mati seorang kuli bangunan di Kampung Eromaga, Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis, 3 Juni 2021. Sebelumnya, melansir jubi,
Kepolisian Republik Indonesia merilis empat wilayah di Papua yang dianggap rawan aksi kekerasan kelompok bersenjata. Menurut Wakil Kepala Kepolisian RI, Komjen Gatot Eddy Pramono,
Konflik bersenjata antara TNI-Polri dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) masih terus berlanjut. Baru-baru ini, TPNPB menantang prajurit gabungan TNI-Polri untuk berperang di
Sekelompok teroris bersenjata yang menyebut dirinya sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) menantang pasukan Indonesia untuk perang. Hal ini
Sejumlah warga sipil di Papua kembali harus mengungsi pergi dari desanya. Hal ini menyusul, sejak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dan aparat gabungan
Juru bicara Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Victor Yeimo ditangkap polisi pada 9 Mei 2021 lalu, hingga kini ia menjadi Tapol alias tahanan politik.
Presiden Republik Maluku Selatan (RMS), J.G. Wattilete, mengatakan bahwa tentara Indonesia terlibat dalam operasi militer yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) rakyat Papua Barat.
Sejumlah mahasiswa asal Papua yang sedang melanjutkan studinya di berbagai Perguruan Tinggi di Pulau Jawa mendesak Presiden Jokowi untuk menarik aparat keamanan dari tanah
Pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri terus ditambah untuk menjaga wilayah yang dianggap rawan di Papua. Penambahan prajurit ini menyusul tewasnya Kepala Badan