Terkini, Makassar - Fasilitas transaksi non-tunai QRIS dari Bank Indonesia mencatatkan pertumbuhan transaksi yang sangat tinggi. BI pun bakal mengembangkan fitur ini, sehingga bukan cuma untuk transaksi di sejumlah perbelanjaan atau kafe dan restoran.
QRIS nantinya bisa dipakai seperti kartu e-money yang tinggal 'tap' untuk transaksi pembayaran tarif tol, bus, parkir dan fasilitas publik lainnya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Wahyu Purnama A menjelaskan, pertumbuhan transaksi QRIS sangat tinggi, seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih dari sebelumnya secara tunai, kartu debit, kini menggunakan QRIS.
"Saat ini, jumlah merchant QRIS itu mencapai satu juta, dan sektiar 92 persennya adalah pelaku UMKM, dengan nominal transaksi hingga Rp4,2 triliun (pada triwulan kedua 2024). Ini meningkat sampai 187 persen, dengan 31 juta kali transaksi," jelas dia saat konferensi pers pada Kamis 15 Agustus 2024.
Atas pertumbuhan tersebut, BI kini sedang menyiapkan fotur terbaru untuk QRIS yang nantinya bukan cuma dipakai untuk transaksi.
"Fitur baru QRIS ini adalah QRIS Tuntas. Singkatan dari Tarik Tunai, Transfer, dan Setor Tunai. Semua itu bisa dilakukan lewat merchant yang pakai QRIS," jelas dia.
Selain QRIS Tuntas, pihaknya juga menyiapkan fitur baru QRIS TAP berbasis NFC.
"Jadi kita kembangkan, HP ini nantinya bisa digunakan seperti e-tol. Bisa bisa tap seperti kartu saat membayar jalan tol. Karena semua HP (sekarang) kan punya fitur NFC, jadi basisnya QRIS tap e-toll ini pakai (jaringan) NFC," jelas dia lagi.
Dia juga menjelaskan, pada triwulan kedua 2024, transaksi melalui mode lain, di antaranya kartu kredit cenderung stagnan, baik volume dan pengguna.
"Cuma sekitar 4 persen penduduk Sulsel yang pakai kartu kredit. Sedangkan kartu debit, penggunaannya cenderung turun, karena kebanyakan shifting ke aplikasi ponsel. Karena transfer bisa lewat BI fast.
Untuk kartu debit, transaksinya cuma sekitar Rp2,36 triliun, dengan 2,1 juta kali transaksi," tambahnya.
Saat ini, sesuai blueprint sistem pembayaran, menurut dia, BI terus mendorong digitalisasi ekonomi yang inklusif dengan tetap mengutamakan transaksi lewat sistem perbankan sebagai tulang punggung.















