Menolak Politik Uang: Penyandang Disabilitas Memimpin Gerakan Pemilu Bersih di Makassar

Menolak Politik Uang: Penyandang Disabilitas Memimpin Gerakan Pemilu Bersih di Makassar

KH
Kamsah Hasan

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Simulasi dilakukan untuk mengajarkan peserta tentang cara menolak dan melaporkan berbagai modus politik uang yang kerap terjadi, terutama di komunitas yang rentan.

Ahmad Hedar, Koordinator IDEA Yogyakarta, menekankan pentingnya literasi politik di kalangan penyandang disabilitas.

"Dengan pemahaman politik yang baik, penyandang disabilitas dapat menjadi agen perubahan di komunitasnya. Mereka tidak hanya memilih dengan bijak, tetapi juga bisa mengedukasi orang lain tentang pentingnya pemilu yang bersih dan bermartabat."

Lokakarya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran politik di kalangan penyandang disabilitas dan memperkuat keberanian mereka untuk melaporkan setiap bentuk pelanggaran pemilu yang mereka saksikan atau alami.

Di samping itu, acara ini juga berfungsi sebagai forum untuk membangun kolaborasi yang lebih erat antara komunitas disabilitas dan penyelenggara pemilu, guna memastikan bahwa proses pemilu semakin inklusif dan partisipatif.

Dukungan dari berbagai pihak terhadap inisiatif ini menjadi harapan bagi terciptanya Pilkada Sulawesi Selatan yang tidak hanya bebas dari politik uang, tetapi juga melibatkan semua lapisan masyarakat, tanpa diskriminasi.

"Langkah ini adalah awal dari demokrasi yang lebih baik dan lebih adil bagi semua orang, termasuk bagi penyandang disabilitas," tutup Ahmad Hedar.

Dengan langkah-langkah konkret seperti ini, Sulawesi Selatan berpeluang untuk menjadi contoh daerah lain dalam mewujudkan pemilu yang inklusif, bersih, dan bermartabat, sekaligus memberdayakan kelompok-kelompok yang selama ini kurang dilibatkan dalam proses demokrasi.