Pihak Dispora lalu berupaya menghubungi Calvin untuk validasi aset. Namun, mereka kesulitan karena Calvin tidak dapat dihubungi.
"Kejadiannya begini, hari Rabu (8/1/2025) C tidak masuk, kita kontak dan butuh untuk keperluan validasi aset kan. Nah tapi kemudian di hari Jumat, ada WA dari istrinya, ngomong bahwa C sakit demam," kata Imam menceritakan awal mula kejadian itu terungkap, dikutip dari Kompas.
Rekan kerja Calvin pun kemudian menghubungi Calvin lewat WA. Saat dihubungi, Calvin mengaku bahwa dirinya sedang menghadapi sebuah 'tragedi'.
"Hari Sabtu (11/1/2025) C yang nge-WA ke Setiawan, bilang ada tragedi. Kita jadi bertanya-tanya. Dia juga bilang tidak pegang HP dari kemarin," ujar Imam.
Rekan-rekan kerja Calvin akhirnya mengetahui bahwa Calvin menjadi korban aksi penganiayaan setelah mereka mendapati foto rekannya itu dengan wajah babak belur.
"Pas hari Senin (13/1/2025) ada WA yang masuk di komputer, ada bahasa dari istrinya, 'kamu berobat ke puskesmas', tapi ada foto C itu (yang lebam)," ungkap Imam.
Kemudian, Imam memerintahkan stafnya untuk mengecek langsung kondisi Calvin di rumahnya.
"Saya perintahkan ke staf coba cek ke rumahnya, dicek ternyata udah rumah ke Ciparay. Kemudian kita dapat alamatnya," tuturnya.
Sampai akhirnya, staf Dispora Bandung Barat bersama keluarga Calvin mendatangi kosan tempat tinggal Calvin dan istri.
Saat tiba di rumah Calvin dan istrinya di Ciparay, orang tua Calvin mendapati kondisi Calvin mengalami luka-luka lebam di sekujur wajahnya.