Terkini.id, Jakarta - Surat Albert Einstein yang prediksi kejatuhan Israel kembali ramai dibahas. Fisikawan kelahiran Jerman, Albert Einstein kembali ramai dibicarakan lantaran disebut pernah memprediksi kejatuhan Israel. Einstein, fisikawan yang pernah meraih hadiah Nobel di bidang fisika, bahkan diketahui sempat mengkritik pembentukan negara Israel.
Salah satu tulisan opini pada Middle East Monitor yang dipublikasikan 4 Juni 2021 lalu, seperti dilansir dari detik.com pada Kamis 17 Juni 2021, mengatakan 10 tahun sebelum Israel mendeklarasikan “kemerdekaan” pada 1948 di tanah yang diduduki dari rakyat Palestina, Einstein menyebut usulan pembentukan Israel sebagai sesuatu yang bertentangan dengan “sifat esensial Yudaisme”.
Sebagai salah satu fisikawan yang diklaim terbesar dan terhebat dalam sejarah, dan didukung beberapa intelektual Yahudi terkemuka lainnya, Einstein melihat adanya kekurangan dan celah pada 1946 ketika ia berbicara kepada Komisi Penyelidikan Anglo-American untuk isu Palestina. Ia tidak bisa memahami kenapa Israel diperlukan.
“Saya meyakini itu buruk,” ungkap Einstein saat itu.
Tindak kekerasan yang marak jelang “kelahiran” Israel semakin membuat Einstein muak. Pada 1952 silam, Einstein yang notabene penganut Yahudi tetapi bukan warga Israel, bahkan ditawari jabatan Presiden Israel oleh pendiri rezim Zionis, Perdana Menteri David Ben-Gurion. Akan tetapi, ia menolak dengan tegas.
Saat itu, Einstein meyakini jabatan tersebut akan bertentangan dengan hati nuraninya sebagai seorang pasifis, dan fakta ia harus pindah ke Timur Tengah dari kediamannya di Princeton, New Jersey, Amerika Serikat (AS), di mana ia menetap sebagai pengungsi Jerman.
Selain penolakan itu, surat yang diketik Einstein di 1948 silam menunjukkan peringatan yang disampaikannya terkait “malapetaka akhir” yang dihadapi Palestina di tangan kelompok teror Zionis.
Surat yang hanya terdiri atas 50 kata itu ditujukan untuk Shepard Rifkin, yang merupakan Direktur Eksekutif kelompok “Sahabat Amerika dari Pejuang untuk Kebebasan Israel”, yang berbasis di New York, AS.
Kelompok ini awalnya berniat menggalang dukungan dan dana untuk mengusir Israel dari Palestina, sebab seperti diketahui, Inggris saat itu memegang mandat kekuasaan atas Palestina. Rifkin diminta untuk meminta bantuan Einstein, namun ia menolak mentah-mentah seperti tertuang dalam surat tersebut.
Demikian isi surat Einsten:
Dear Sir,
Ketika malapetaka yang nyata dan final harus menimpa kita di Palestina, yang pertama bertanggung jawab untuk itu adalah Inggris dan yang kedua bertanggung jawab untuk itu adalah organisasi teroris yang dibangun dari jajaran kita sendiri. Saya tidak bersedia melihat siapapun yang terkait dengan orang-orang menyesatkan dan jahat itu.
Sincerely yours,
Albert Einstein.
Surat Einstein itu telah dipastikan keasliannya dan dijual dalam lelang ketika muncul kembali ke publik, dan sejak saat itu disebut sebagai salah satu dokumen anti-Zionis paling kuat dari sang fisikawan terkemuka dunia tersebut.
Dalam opininya, Middle East Monitor menyebut masa depan Israel tidak pernah terlihat lebih genting ketimbang saat ini, terutama setelah operasi militer terbaru di bawah Benjamin Netanyahu menewaskan banyak populasi sipil di Gaza.
Israel juga telah gagal menghasilkan pemerintahan stabil setelah menjalani empat pemilu dalam dua tahun terakhir. Cengkeraman Netanyahu pada kekuasaan yang dipegangnya selama 12 tahun telah terlepas, setelah ia dilengserkan koalisi pemerintahan baru yang dipimpin Naftali Bennett yang kini menjabat Perdana Menteri baru Israel.
Middle East Monitor juga menyebutkan dalam opininya, jika publik semua tahu jika seluruh karier politik berakhir dalam kegagalan, dan Netanyahu menjadi salah satu contohnya.
“Kita juga diberitahu bahwa kejatuhan masyarakat tak bisa dihindari dengan terus berlanjutnya kejatuhan pemerintah dan meningkatnya tindak kekerasan yang seringkali dipicu perang dan malapetaka,” demikian tutup opini Middle East Monitor.