Terkini — Sebanyak 14 negara telah menolak resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengutuk pendudukan ilegal Israel di Palestina.
Hasil pemungutan suara yang dilakukan oleh PBB pada Rabu, 18 September 2024, menunjukkan adanya ketegangan internasional yang mendalam terkait konflik berkepanjangan di Timur Tengah.
Negara-negara yang secara tegas menolak resolusi tersebut adalah Israel, Amerika Serikat, Hungaria, Paraguay, Argentina, Republik Ceko, Malawi, dan sejumlah negara kecil di Pasifik, termasuk Fiji, Mikronesia, Nauru, Palau, Tonga, dan Tuvalu. Papua Nugini, tetangga Indonesia di Pasifik, juga tercatat di antara negara yang menolak resolusi ini.
Meski begitu, mayoritas negara anggota PBB mendukung resolusi tersebut. Sebanyak 124 negara memberikan suara setuju, sementara 43 negara lainnya memilih untuk abstain, termasuk Australia, Inggris, Kanada, Bulgaria, Denmark, Swedia, Swiss, Jerman, India, dan Korea Selatan.
Negara-negara yang mendukung resolusi, di antaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, China, Turki, Prancis, Meksiko, dan Finlandia.
Resolusi ini menuntut agar Israel mengakhiri pendudukan ilegalnya di wilayah Palestina dalam waktu satu tahun. Seruan tersebut dipuji oleh otoritas Palestina sebagai langkah penting dan bersejarah dalam memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina.
"Israel harus segera mengakhiri keberadaannya yang melanggar hukum di Wilayah Palestina yang Diduduki, paling lambat dalam 12 bulan," demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh Majelis Umum PBB, mengutip laporan dari Al Jazeera, Kamis, 19 September 2024.
Selain menuntut diakhirinya pendudukan, Majelis Umum juga meminta Israel untuk memberikan kompensasi kepada warga Palestina atas kerugian yang diderita akibat pendudukan tersebut.
Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, menyambut baik resolusi tersebut dan meminta negara-negara di seluruh dunia untuk segera mengambil langkah-langkah konkrit guna menekan Israel agar mematuhinya.
"Konsensus internasional ini memperbarui harapan rakyat Palestina, yang terus menghadapi agresi dan genosida di Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem," ujar Abbas.