Merinding, Hasil Autopsi Jenazah Vina Cirebon dan Eky: Kepala Pecah, Leher Patah

Merinding, Hasil Autopsi Jenazah Vina Cirebon dan Eky: Kepala Pecah, Leher Patah

FD
Fachri Djaman

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

"Ananda Eky dan Vina adalah korban pembunuhan sadis. Kepalanya pecah, lehernya patah, rahangnya patah dan ada luka benda tajam, benda tumpul yang semuanya itu merupakan pembunuhan yang sangat sadis menurut kami," ungkapnya.

Sebelumnya, saksi kasus itu, yakni Suroto juga mengungkap kondisi Vina dan Eky saat dirinya pertama kali menemukan tubuh kedua korbam terkapar bersimbah darah di jembatan flyover, Kecamatan Talun, Kota Cirebon.

Suroto menceritakan, kala itu dirinya pertama kali menolong Eky. Ia pun mengungkapkan kondisi kekasih Vina itu yang sudah tidak bernyawa.

"Pertama saya nolong si laki (Eky), nggak tahu namanya waktu itu. Posisinya masih pakai helm. Saya tanya 'dek, dek, dek', dia nggak nyahut. Tebakan saya dia sudah mati, karena darahnya banyak. Waktu itu hujan, dan darahnya itu mengalir ngikutin air," ungkap Suroto.

"Darah mengucur dari kepala dan tubuh karena dia pakai celana panjang, jaket, jadi darah itu keluar dari situ. Saya copot helmnya, darah juga mengalir dari situ. Saya copot tali helmnya karena saya kira dia masih hidup, takut dia sesak (napas)," sambungnya.

Eky saat itu, lanjut Suroto, mengenakan jaket bergambar logo klub motor XTC berwarna biru putih.

"Pakai jaket, kalau nggak salah jaket XTC warna biru putih," bebernya.

Setelah mengecek kondisi Eky, Suroto lalu lanjut mengecek kondisi Vina yang berada sekitar 7 meter dari jasad Eky.

"Karena saya pikir Eky sudah meninggal, saya lalu fokus menolong si perempuan (Vina), waktu itu juga nggak tahu namanya siapa," ujar Suroto.

Menurutnya, posisi Vina ketika itu terlentang dan masih dalam kondisi sadar. Suroto pun mengungkap ucapan terakhir Vina kala itu dimana gadis berusia 16 tahun ini mengucap meminta pertolongan kepada Suroto.