Mantan Wakapolri Sebut Iptu Rudiana Rekayasa Kasus Vina Cirebon, Duga Kematian Eky Terkait Narkoba

Mantan Wakapolri Sebut Iptu Rudiana Rekayasa Kasus Vina Cirebon, Duga Kematian Eky Terkait Narkoba

FD
Fachri Djaman

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini - Mantan Wakapolri, Komjen Pol (Purn) Oegroseno menyebut Iptu Rudiana adalah otak dari rekayasa kasus Vina Cirebon dan menduga kematian Eky berkaitan dengan narkoba.

Hal itu disampaikan mantan Wakapolri periode 2013-2014 ini lantaran kecurigaannya dengan rekam jejak pernyataan Iptu Rudiana terkait kasus Vina Cirebon yang menewaskan anaknya, Eky.

"Kalau saya amati dari awal itu berasal rekam jejak pernyataan dia di awal bahwa dia menerima kematian anaknya, kemudian dia tidak akan menuntut karena mungkin ada keterlibatan pejabat tinggi dan sebagainya," kata Oegroseno saat hadir menjadi narasumber di Podcast Uya Kuya TV, dikutip terkini pada Minggu, 11 Agustus 2024.

"Nah, dari situ profesionalisme dia sebagai anggota Polri dan tanggung jawab dia sebagai ayah sangat berbeda sekali. Seharusnya dia berusaha agar pembunuh anaknya dapat terungkap dengan tuntas secara profesional, itu yang harusnya dia lakukan," sambungnya.

Selain itu, Oegroseno menilai langkah Iptu Rudiana yang mengusut kasus kematian anaknya itu bersama timnya di reserse narkoba telah menyalahi prosedur kepolisian.

Seharusnya, kata dia, kasus tersebut diusut oleh reserse bagian umum, dan bukannya reserse bagian narkoba.

"Peristiwa tanggal 27 Agustus 2016 dia sudah mengambil langkah sendiri dengan timnya sendiri dari bagian reserse narkotik. Seharusnya tidak bisa dilakukan hal seperti itu karena yang menangani adalah reserse bagian umum," tuturnya.

Kejanggalan lainnya, lanjut Oegroseno, yakni pelaporan Rudiana pada 2016 silam terkait kasus itu hanya berselang 4 hari setelah kejadian meninggalnya Vina dan Eky.

Ketika Rudiana melaporkan kasus itu pun seolah-olah ayah almarhum Eky tersebut mengetahui persis kronologi peristiwa itu.

"Kemudian waktu pelaporan itu dilakukan tanggal 31 Agustus 2016, 4 hari dan dia bisa bercerita seperti itu sepertinya dia yang mengetahui sendiri peristiwanya. Jadi sangat aneh," ujar Oegroseno.