Terkini — Dalam langkah yang mencerminkan eskalasi ketegangan di Timur Tengah, para pejabat tinggi Iran telah memperingatkan bahwa serangan balasan Teheran atas pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik Hamas, akan segera diluncurkan pada waktu yang dianggap tepat.
Meskipun belum ada pernyataan resmi mengenai waktu pasti serangan tersebut, berbagai indikasi dari intelijen Amerika Serikat dan Israel memperkirakan bahwa tindakan balasan ini dapat terjadi dalam waktu dekat.
Pada Senin, 12 Agustus, Gedung Putih mengungkapkan bahwa intelijen AS menunjukkan kemungkinan besar Iran akan melancarkan serangan ke Israel pada pekan ini.
Sumber-sumber dari intelijen AS menyatakan bahwa serangan itu bisa terjadi sebelum pembicaraan mengenai pembebasan sandera dan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang dijadwalkan pada Kamis, 15 Agustus.
Jika prediksi ini terbukti benar, serangan Iran berpotensi mengganggu atau bahkan menggagalkan negosiasi yang sangat krusial tersebut.
Informasi ini sejalan dengan penilaian intelijen Israel. Dua sumber yang akrab dengan situasi tersebut mengatakan kepada Axios bahwa Iran kemungkinan akan menyerang Israel dalam beberapa hari mendatang, tepat sebelum pembicaraan terkait gencatan senjata dimulai.
Para sumber tersebut juga menekankan bahwa serangan balasan dari Iran kemungkinan besar akan dimulai oleh milisi Hizbullah di Lebanon, menyusul kematian salah satu komandan tertinggi mereka dalam serangan Israel di Beirut beberapa jam sebelum pembunuhan Haniyeh di Teheran.
Kekhawatiran mengenai kemungkinan serangan ini bukanlah hal yang baru. Sebelumnya, pada Minggu, 4 Agustus, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam pertemuan G7 menyatakan bahwa Iran dan Hizbullah kemungkinan besar akan menyerang Israel dalam 24 hingga 48 jam ke depan.
Meski demikian, rencana serangan Iran pada pekan lalu kabarnya ditunda akibat tekanan dari Prancis, yang mendesak Iran untuk tidak meluncurkan serangan besar-besaran selama Olimpiade Paris masih berlangsung. Olimpiade tersebut baru berakhir pada Minggu, 11 Agustus.
Tepat pada hari penutupan Olimpiade Paris, AS mengonfirmasi bahwa mereka telah mengirim kapal selam berpeluru kendali USS Georgia ke Timur Tengah.