“Ini bahkan masih dua bulan pertama, belum masuk ke Oktober. API research TikTok hanya tersedia untuk peneliti di Amerika Utara dan Eropa, sehingga kami perlu memanfaatkan akses dari kolaborator kami di universitas-universitas di Amerika.
Indonesia adalah negara pengguna terbesar TikTok di dunia, yang kedua baru Amerika, tapi sayangnya justru kita tidak dibukakan akses. Ini tentu memperlambat upaya kami,” terang Associate Professor Data Science Derry Wijaya, yang juga memimpin tim data scientist memantau ujaran kebencian kali ini.