Maki Katsuno-Hayashikawa, Direktur UNESCO Kantor Regional di Jakarta menyampaikan sebagai badan khusus PBB, UNESCO memiliki mandat untuk mempromosikan kebebasan pers dan keselamatan jurnalis, diawali dengan pelatihan di tiga wilayah rentan konflik, yakni; Banda Aceh, Jakarta, dan Manado di Sulawesi Utara.
Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas jurnalis ketika harus meliput isu-isu sensitif terkait pilkada.
Sejumlah materi penting seperti jurnalisme solusi, jurnalisme data, “debungking deep fake”, yang juga mencakup alat dan pendekatan untuk menangani disinformasi dan ujaran kebencian sesuai dengan standar kebebasan berekspresi.
Tonton siaran ulang pada link Youtube berikut tekanan terhadap kebebasan berekspresi, kolaborasi antarmedia menjadi model bertahan yang cukup kuat yang memberikan ruang untuk berbagi biaya, merancang format inovatif dan meningkatkan keselamatan jurnalis,” kata Maki.
Program ini diawali dengan pelatihan di tiga wilayah rentan konflik, yakni; Banda Aceh, Jakarta, dan Manado di Sulawesi Utara.
Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas jurnalis ketika harus meliput isu-isu sensitif terkait pilkada.
Sejumlah materi penting seperti jurnalisme solusi, jurnalisme data, “debungking deep fake”, yang juga mencakup alat dan pendekatan untuk menangani disinformasi dan ujaran kebencian sesuai dengan standar kebebasan berekspresi.
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan, AMSI memberikan beasiswa liputan kolaboratif serda pendampingan pada 23 jurnalis yang terseleksi.
Tonton siaran ulang pada link Youtube berikutda seperti permasalahan identitas ganda, kelompok termarjinalkan, dan dinasti politik di sejumlah daerah adalah sebagian tema yang diangkat ke permukaan para penerima beasiswa yang karyanya telah dibukukan dan diluncurkan dalam diskusi ini.
Pada sesi pertama diskusi yang dipandu oleh Rudy Andanu Program Officer AMSI mengundang tiga peserta beasiswa liputan yaitu Adhitya Widya Putri dari Deduktif.id (Jakarta), Marshal Datundugon dari Zonautara.com (Manado), dan Nova Misdayanti Mandasari dari Catat.co (Aceh) untuk membagikan pengalaman mereka selama proses peliputan.















