Ramai di Twitter, Aktivis Papua Kritik Peran Haji Isam di Proyek Cetak Sawah PSN Papua

Ramai di Twitter, Aktivis Papua Kritik Peran Haji Isam di Proyek Cetak Sawah PSN Papua

HZ
Hasbi Zainuddin

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini - Media sosial ramai dengan kritikan aktivis Papua yang menyinggung peran pengusaha Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam, pada Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk Pangan dan Energi di Merauke, Papua Selatan.

Seperti diketahui, Proyek Strategis Nasional (PSN) Food Estate seluas dua juta hektare di Merauke, Papua Selatan, sebelumnya bakal tetap dilanjutkan di era Presiden Prabowo Subianto, setelah sebelumnya digeber di pengujung kepemimpinan Jokowi.

Aktivis Papua, Ambrosius Mulalt, membagikan kajian Yayasan Pusaka Bentala Rakyat—organisasi nirlaba bidang lingkungan hidup dan perlindungan masyarakat adat, terkait proyek tersebut.

Proyek PSN Food Estate di Merauke adalah berupa proyek perkebunan tebu yang dikelola sepuluh perusahaan dengan lahan seluas 541.094 ha.

Adapun proyek lainnya adalah optimalisasi lahan pertanian melalui mekanisasi pertanian, pembuatan saluran irigasi hingga pemberian alat mesin pertanian pada 6 distrik, dengan lahan seluas 40.000 HA, dikelola oleh Kementerian Pertanian, Pemda, TNI dan Mahasiswa Polbangtan.

Proyek ketiga adalah cetak sawah baru yang dikelola oleh Kementerian Pertahanan, Kementerian Pertanian dengan lahan seluas 1 juta hektare, serta pembangunan sarana prasarana ketahanan pangan, melalui pembangunan jalan sepanjan 135,5 kilometer dengan lebar 1 kilometer di Distrik Ilwayab, Ngguti, Kaptel & Muting, Merauke.

Khusus proyek cetak sawah baru hingga 1 hektare itu, disebutkan peran selah seorang pengusaha, Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam, dengan perusahaannya, Jhonlin Group.

Dalam postingan Ambrosius tersebut, disebutkan proyek cetak sawah baru yang digarap di Merauke, dilakukan dengan mendatangkan ratusan unit alat berat, yang disertai dengan aparat militer.

Postingan Ambrosius bermula saat menanggapi informasi terkait putra Haji Isam, yakni Jhony Saputra yang telah menjabat sebagai komisaris perusahaan saat masih berusia 21 tahun.

Lalu, Ambrosius menanggapi, dengan membagikan foto-foto proyek Haji Isam di Papua. Ambrosius mengkritik karena proyek tersebut jsutr menggunduli hutan, dan merampas tanah adat suku Marind-Anim Merauke.

"Bangga karna Bapaknya Haji Isam Gunduli, Caplok, Makan Hutan & Tanah Orang Marind-Anim Merauke West Papua," ungkap dia.