Jejak Digital Forensik di Pilkada Muara Enim: Dari Data Ganda hingga Tanda Tangan Palsu

Jejak Digital Forensik di Pilkada Muara Enim: Dari Data Ganda hingga Tanda Tangan Palsu

KH
Kamsah Hasan

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Manipulasi Saat Pemadaman Listrik

Pada malam pemilihan, pemadaman listrik terjadi dua kali, yakni pukul 18.41 WIB dan 21.25 WIB. Ruby mencatat, pada jeda waktu tersebut, jumlah suara yang tidak menggunakan hak pilih turun signifikan dari 320.249 menjadi 211.245 suara.

Perubahan drastis dalam kurun waktu 1,5 jam ini memunculkan kecurigaan terhadap kemungkinan manipulasi data.

“Pemadaman listrik ini menjadi momen yang mencurigakan, terutama dengan sistem rekapitulasi berbasis SIREKAP. Ada indikasi waktu tersebut dimanfaatkan untuk mengubah data,” ujar Ruby.

Metodologi Forensik Digital

Ruby menjelaskan bahwa analisis dilakukan menggunakan teknologi Optical Character Recognition (OCR) untuk mengonversi teks dari dokumen digital dan teknik hashing untuk mendeteksi sidik jari elektronik pada dokumen. Dengan metode ini, ia berhasil mengidentifikasi lokasi TPS, nama pemilih ganda, dan dokumen-dokumen yang bermasalah.

“Temuan ini mengungkap potensi pelanggaran serius. Jika tidak ditindaklanjuti, akan menjadi preseden buruk bagi demokrasi kita,” katanya.

Desakan Audit Independen

Pakar hukum pemilu dan pengamat politik mendesak agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) segera melakukan audit menyeluruh terhadap data pilkada Muara Enim. Mereka juga meminta aparat penegak hukum untuk memproses temuan ini secara transparan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak KPU dan Bawaslu belum memberikan tanggapan resmi. Namun, publik menantikan tindakan tegas untuk memastikan integritas proses demokrasi tetap terjaga.