Manuver Gedung Putih: Netanyahu Diundang, Gencatan Senjata Dipertanyakan

Manuver Gedung Putih: Netanyahu Diundang, Gencatan Senjata Dipertanyakan

KH
Kamsah Hasan

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Meskipun Trump dan Netanyahu memiliki hubungan pribadi yang berliku, kepentingan politik mereka tetap bertaut erat. Netanyahu membutuhkan dukungan AS untuk menghindari isolasi global dan memperkuat posisinya di dalam negeri, sementara Trump ingin memastikan bahwa kebijakannya tetap mendapat dukungan kuat dari kelompok pro-Israel di Amerika.

Sikap Trump terhadap Gaza semakin memperjelas pendekatannya dalam konflik ini. Dalam sebuah pernyataan kontroversial, ia mengisyaratkan bahwa Jalur Gaza bisa saja “dibersihkan” dengan mengirim lebih dari 1,5 juta pengungsi ke negara-negara Arab lain—pernyataan yang berbahaya dan mencerminkan kemungkinan strategi pembersihan etnis.

Gencatan Senjata yang Rapuh dan Bayangan Perang Baru

Trump juga menyatakan bahwa dirinya “tidak yakin” gencatan senjata di Gaza akan berhasil. Kesepakatan yang mewajibkan Israel dan Hamas untuk segera memulai negosiasi damai jangka panjang justru dikhawatirkan akan gagal dan berujung pada kembalinya konflik bersenjata.

Dengan semakin tajamnya sikap Gedung Putih terhadap Palestina dan meningkatnya dukungan AS terhadap Israel, konflik ini tampaknya belum akan berakhir.

Undangan bagi Netanyahu ke Gedung Putih bukan hanya bentuk dukungan diplomatik, tetapi juga sinyal bahwa AS di bawah kepemimpinan Trump siap kembali memainkan peran yang lebih agresif di Timur Tengah.