Terkini.id, Jakarta - Lukman Hakim Saifuddin selaku Eks Menteri Agama (Menag) Indonesia memberikan tanggapan mengenai kebijakan tentang penghinaan lembaga negara yang dijatuhi hukuman.
Menurut Lukman, siapapun orang yang menjabat sebagai Presiden RI, kebijakannya bebas untuk dikritik secara terbuka.
Namun, Lukman kemudian menegaskan bahwa adapun yang tidak boleh dihinakan adalah martabat kemanusiaan seseorang.
Selanjutnya, Lukman kembali menegaskan bahwa martabat kemanusiaan dari seorang presiden merupakan simbol dari sebuah negara.
Hal itu diungkapkan melalui akun resminya di Twitter dengan nama pengguna @lukmansaifuddin pada Rabu, 09 Juni 2021.
"Siapapun orangnya, kebijakan Presiden RI bisa dikritik secara terbuka," cuit Lukman seperti dikutip oleh terkiniid.
"Namun martabat kemanusiaannya tak boleh dihinakan. Martabat kemanusiaan seorang presiden adalah simbol negara, harus dijaga," tegas mantan Menag RI tersebut.
Dalam pantauan terkiniid, banyak warganet yang kemudian memberikan komentar setuju pada cuitan Lukman Hakim.
Namun, ada pula beberapa warganet yang mengungkapkan rasa tidak setujunya, seperti pada komentar pengguna akun @aiyubilas.
"Saya tidak setuju, secara personal atas nama pribadi Pak Jokowi dan keluarga. Tapi atas nama kebijakan presiden dengan segala kebijakannya boleh saja masyarakat mengkritik walau pedas," komentar warganet tersebut.
"Hidup presiden dibayar rakyat, kalau nggak mau dapat kritik jangan jadi presiden," sambungnya.
Adapula warganet lain yang menyindir cuitan Lukman yang mengatakan bahwa presiden adalah simbol negara.
"Gak lolos TWK nih, Presiden kok simbol negara," komentar pengguna akun @Mulyadi57153459.















