Gaspol Protokol Kesehatan, Soalnya Varian Delta Cs Bikin Corona Makin Ngegas

Gaspol Protokol Kesehatan, Soalnya Varian Delta Cs Bikin Corona Makin Ngegas

Effendy Wongso

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id, Jakarta - Gaspol protokol kesehatan, soalnya varian Delta cs bikin corona makin ngegas. Sudah lampu merah, demikian diungkapkan Satgas Covid-19 terkait kondisi corona di Indonesia. Hal itu beralasan lantaran Ketua bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, saat ini rata-rata kasus aktif dunia adalah 6,5 persen. Akan tetapi, sejak 18 Juni 2021, Indonesia sudah berada di angka 6,8 persen.

“Per 18 Juni 2021, kasus aktif indonesia sudah mulai berada di atas rata-rata dunia. Saat ini kita sudah berada di angka 6,87 persen, dunia hanya 6,5 persen,” papar Dewi dalam rapat koordinasi Satgas Covid-19 Nasional yang disiarkan melalui akun Youtube BNPB, Minggu 20 Juni 2021.

Apalagi, kasus varian baru corona terus bertambah di Indonesia. Terakhir, dilaporkan terdapat sekitar 140 kasus varian baru yang telah diidentifikasi. Untuk menangkalnya, tentu saja harus mematuhi protokol kesehatan (prokes) yang telah disosialisasikan sejak awal pandemi di Tanah Air.

Terkait varian baru yang telah diidentifikasi di Indonesia adalah varian Alpha (B117) yang ditemukan di Inggris, varian Beta (B1351) yang ditemukan di Afrika Selatan, serta varian Delta (B1617.2) yang ditemukan di India dan diklaim lebih cepat menular.

Selain lebih mengintensifkan tracing kasus baru, pencegahan penularan varian baru corona juga bisa dilakukan dengan menerapkan beberapa protokol sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut beberapa cara untuk mencegah risiko tertular varian baru corona seperti dikutip dari Healthline.

Kurangi Waktu Berkumpul dan Jauhi Berkerumun

Kegiatan kumpul-kumpul bersama keluarga dan teman-teman seringkali memicu munculnya klaster Corona. Meski termasuk ke dalam lingkungan yang dekat, pastikan hanya melakukan kontak seminimal mungkin mengingat saat ini terdapat varian baru Corona yang disebut lebih cepat menular.

“Setiap orang yang menghabiskan waktu bersama Anda di dalam ruangan yang tinggal di luar rumah meningkatkan risiko terpapar Covid-19 dan membuat pelacakan kontak lebih sulit,” terang pakar mikrobiologi Jason Tetro.

Kendati terasa sulit diimplementasikan, hal ini penting untuk diterapkan agar pandemi Covid-19 bisa segera teratasi dan dapat kembali melakukan aktivitas seperti biasanya.

Batasi ‘Shopping Time’ di Luar Rumah

Di tengah banyaknya kasus varian baru Corona, penularan virus ini bisa menjadi dua kali lipat lebih tinggi. Untuk itu, para ahli menyarankan agar masyarakat melakukan kegiatan belanja makanan hingga pakaian melalui aplikasi online.

“Ketimbang berbelanja makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya dengan santai, cobalah persingkat waktu di luar, dengan berbelanja offline,” beber Direktur medis Sollis Health di Los Angeles, Scott Braunstein

Ia menambahkan, jika memungkinkan, gunakan opsi seperti delivery atau penjemputan di tepi jalan guna mengurangi risiko terpapar virus corona.

Waspadai Klaster Rumah Ibadah

Menurut hasil survei ahli epidemiologi, rumah atau tempat ibadah termasuk tempat berisiko tinggi terjadinya transmisi atau penularan Covid-19. Tempat lainnya yang juga berisiko tinggi adalah restoran dalam ruangan, panti jompo, bar, hingga penjara.

“Kita lihat, keramaian pertemuan dengan nyanyian dan partisipasi vokal lainnya bisa menyebar secara masif,” imbuh pakar mikrobiologi Jason Tetro.

Menurutnya, berdoa di rumah mungkin tidak terasa senyaman bersama sesama jemaat, tetapi itu akan membantu Anda merasa aman. Layanan luar ruangan dan virtual juga dapat menghubungkan Anda dengan komunitas religius dan mengurangi risiko tertular bagi siapapun.