Jokowi Bagikan Kaos dan Sembako, Guru Besar Unair Singgung Etika: Dia Kampanye Anaknya

Jokowi Bagikan Kaos dan Sembako, Guru Besar Unair Singgung Etika: Dia Kampanye Anaknya

HZ
Hasbi Zainuddin

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id - Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Henri Subiakto, menyebt jelang Pemilu 2024 kondisi negara sedang tidak normal. Bahkan, pakar ilmu komunikasi politi itu menyatakan, tindakan Presiden Jokowi yang seolah menjadi jurkam anaknya, Gibran Rakabuming Raka, sudah berada di luar keadaan normal.

Media sosial (medsos) dihebohkan dengan video pembagian sembako oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada masyarakat di Banten, dengan latar belakangan spanduk pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Video yang menyita perhatian netizen tersebut diupload oleh Henri Subiakto, melalui akun media sosial (medsos) X, @henrysubiakto.

Video berdurasi 2.20 menit tersebut memperlihatkan kerumunan masyarakat yang rela berdesakan untuk mendapatkan paket sembako serta kaus yang dibagikan oleh Presiden Jokowi. Dalam video tampak Jokowi membagi-bagikan kaus dengan jarak sangat dekat dengan baliho bergambar Prabowo-Gibran, yang tampak belum lama dipasang.

Pada unggahan video di akun medsosnya tersebut, @henrysubiakto menuliskan caption:

Presiden Jokowi bagi-bagi bansos di Banten. Dengan spanduk pasangan 02 terpampang di sana. Ada APK di sekitar Presiden. Logis dong jika rakyat disana mengira ini Bansos berasal dari pak Jokowi bukan dari negara.

Apakah ini menunjukkan presiden sudah tidak punya etika? Apa Presiden sudah tidak malu terlihat nyata2 tidak netral? Atau ini bermakna Presiden sedang panik hingga harus melakukan semua ini untuk membantu pasangan Capres Prabowo dengan Anaknya? Kenapa Presiden bertindak seakan jadi jurkam untuk anaknya?

Inilah yang saya katakan kondisi negara menjelang Pemilu sekarang ini sudah tidak normal. Tindakan presiden sudah berada di luar keadaan normal. Angka angka survei, nampak tidak normal. Suara buzzer2 di medsos tidak normal. Aturan bisa dibuat tidak normal. Keputusan MK tidak normal. Bagaimana nanti jika saat pemilihan, angka2 hasil quick count juga tidak normal?

Sayangnya masih banyak orang berpikir dan menanggapi keadaan Pemilu sekarang dengan cara pikiran normal. Maka nanti jangan kaget dan heran, jika proses Pemilu dan hasilnya, ternyata juga dirasa tidak normal.

Video yang sudah dilihat oleh 44.200 orang tersebut langsung mendapatkan kecaman publik karena dianggap kampanye.

Terdapat berbagai komentar yang menunjukkan rasa tidak terima, karena Presiden Jokowi dianggap berkampanye untuk anak sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.