Dia pun mengaitkan ini dengan hasrat politik Jokowi untuk memenangkan anaknya sekaligus satu babak dalam Pemilu 2024, dan mengabaikan alarm bahaya kelangkaan beras yang berbunyi sejak tahun lalu.
"Pemerintah sendiri sudah menghitung akan terjadi defisit beras akibat musim panen raya mundur dari Januari menjadi April, bahkan Mei 2024.
Musim kering El Niño membuat musim paceklik lebih lama dibanding masa tanam sebelumnya," tambah dia.
"Pada November 2023, Badan Pusat Statistik menghitung produksi beras pada Januari dan Februari 2024 masing-masing hanya 0,93 juta ton dan 1,32 juta ton. Dengan konsumsi beras penduduk Indonesia sebanyak 2,54 juta ton tiap bulan pada awal 2024 itu, defisit beras sebesar 1,61 juta ton pada Januari dan 1,22 juta ton pada Februari 2024.
Bansos memang efektif mengerek suara bagi Prabowo-Gibran yang mati-matian disokong Jokowi.
Namun dampaknya menjadi sangat serius karena berimbas pada ekonomi secara nasional," tulis Ari Prasetyo.















