Terkini.id - Mobil-mobil truk dari China ramai beroperasi di kawasan pertambangan di Tanah Air. Bahkan disinyalir mobil mobil dari negeri Tiongkok tersebut tidak memenuhi syarat uji emisi.
Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) menyebut banyaknya truk-truk China yang beredar di pertambangan nikel di Morowali (Sulawesi Tengah) dan di Halmahera (Maluku Utara) meresahkan.
Menurut informasi yang didapat Hino, truk-truk impor China di pertambangan nikel itu tak sesuai regulasi emisi yang sudah ditetapkan pemerintah Indonesia.
Truk-truk merek Jepang mungkin mendominasi di jalan-jalan Indonesia. Tetapi jika bicara di tambang nikel di Morowali dan Halmahera, yang paling populer adalah truk warna merah asal China merek Shacman.
Motor Sights International (MSI), distributor Shacman menjelaskan, sudah menjual lebih dari 6.000 truk di Indonesia sejak 2016 yang 95% penjualannya di Morowali dan juga di Halmahera.
Bahkan di situs global Shacman, disebutkan proyek nikel di Indonesia merupakan keberhasilan Shacman di Asia Pasifik.
Proyek Nikel Indonesia merupakan contoh cemerlang keberhasilan Shacman di Asia Pasifik.
Dengan rekor penjualan 3.000 truk yang mengesankan dan juga suku cadang yang dipesan sebelumnya senilai ¥60 juta," bunyi keterangan tersebut.
Dijelaskan COO - Director HMSI, Santiko Wardoyo, keberadaan truk-truk China di pertambangan nikel Indonesia cukup meresahkan produsen-produsen truk Jepang yang sudah memiliki pabrik di Indonesia. Kata Santiko, truk-truk impor China yang beredar itu diduga tidak memenuhi regulasi pemerintah Indonesia terkait emisi.
"Semuanya merasakan (dampaknya), termasuk juga Isuzu (dan kami di Hino). Kalau bicara produk China yang APM-nya di sini, namanya persaingan, nggak bisa nggak, selama itu mengikuti regulasi pemerintah. Contoh regulasi Euro4, kita ini kan per April 2024 harus sudah Euro4 semua. Ada indikasi (truk-truk China) di Morowali itu mereka masuk dengan kondisi (truk masih) Euro2. Ini makanya kemarin dari Gaikindo juga mengutarakan ke Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, hal ini perlu ditindaklanjuti," kata Santiko kepada wartawan di Jakarta 25 Maret 2024.