Selama sejam berada di ruangan itu, ia dan Saka Tatal beserta para terpidana kembali dipukuli. Bahkan, polisi juga membakar rambut mereka.
"Masih dipukul, rambut dibakar, ada (polisi) yang bawa korek langsung bakar-bakar aja," bebernya.
Penyiksaan di dalam ruangan itu baru berhenti saat jam 12 malam ketika polisi di ruangan itu sudah terlihat lelah. Mereka pun kemudian dipindahkan ke sel penjara.
Akan tetapi, saat hendak dimasukkan ke sel, petugas tahanan kembali menyiksa mereka di depan pintu penjara.
"Jam 12 malam polisi itu pada capek kami dipindah ke dalam penjara, disitu disiksa lagi oleh yang jaga tahanan," ujar Reynaldi.
"Mau masuk (sel) gemboknya dilepas (polisi) langsung dipukuli di kepala. Semuanya (dipukuli pakai gembok)," sambungnya.
Selama mengalami penyiksaan itu, Reynaldi dipaksa untuk mengaku sebagai pelaku pembunuhan Vina dan Eky.
Namun, kata dia, kala itu dirinya tetap bersikukuh tak mengetahui kejadian pembunuhan tersebut.
Lantaran tak kunjung mengaku meski disiksa, Reynaldi pun akhirnya dibebaskan oleh Iptu Rudiana.
"Saya tuh masuk penjara sampai kayak di neraka. Saya udah ngerasain di neraka satu itu," ujarnya.