Virus Corona Varian Delta Jadi Ancaman, Ini Tanggapan APPBI

Virus Corona Varian Delta Jadi Ancaman, Ini Tanggapan APPBI

Effendy Wongso

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id, Jakarta - Virus corona varian Delta jadi ancaman, ini tanggapan APPBI. Melonjaknya tingkat penularan virus corona ditambah munculnya varian virus baru, Delta membuat pelaku usaha meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan tergerusnya perekonomian dari imbas pembatasan-pembatasan yang bakal dilakukan pemerintah.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonsus Widjaja memproyeksi bila aturan PPKM Mikro yang diberlakukan kembali menurunkan tingkat kunjungan cukup drastis.

“Diperkirakan, tingkat kunjungan akan turun cukup drastis sehingga hanya akan tersisa sekitar 10 persen saja," ungkapnya saat dihubungi wartawan, seperti dilansir dari Kontan, Minggu 27 Juni 2021.

Seperti diketahui, di tengah rencana sejumlah negara untuk kembali menerapkan lockdown karena penyebaran Covid-19 varian Delta, Indonesia juga kembali mengerem laju mobilitas dengan PPKM Mikro lantaran angka Covid-19 yang kembali melonjak ditambah ancaman virus corona varian Delta.

Alphon melihat, berdasarkan pengalaman awal 2021 ini, pembatasan tidak akan efektif menekan jumlah kasus positif Covid-19 jika hanya dilakukan secara parsial. Ini bila tidak disertai penegakan yang kuat atas pemberlakuan serta penerapan protokol kesehatan yang ketat, disiplin, dan konsistensi.

“Sejak awal pandemi terjadi, pusat perbelanjaan telah dan selalu menunjukkan keseriusan serta komitmen yang kuat untuk terus menerus memberlakukan dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, disiplin, dan konsisten," tegasnya.

Ia menambahkan, pusat perbelanjaan juga memberlakukan protokol kesehatan secara berlapis, baik yang dilakukan pengelola pusat perbelanjaan maupun para penyewa. Dengan pembatasan ini, sebut Alphon, sudah dapat dipastikan perekonomian akan kembali terpuruk.

Oleh karena itu, Alphon mengimbau pemerintah harus dapat memastikan pembatasan kali ini benar-benar disertai penegakan yang kuat atas komitmen pemberlakuan dan penerapan protokol kesehatan. Dengan demikian, pengorbanan besar di bidang perekonomian tidak menjadi sia-sia.

"Sejak awal pandemi Indonesia telah menetapkan untuk tidak memilih lockdown dan memilih untuk memberlakukan PSBB atau PPKM, di mana upaya pencegahan penyebaran wabah Covid-19 dapat diberlakukan. Pada saat yang bersamaan, perekonomian masih bisa berlangsung meski tidak maksimal," imbuhnya.

Ia mengungkapkan, sebelumnya PPKM Mikro telah terbukti cukup efektif untuk menekan jumlah kasus positif Covid-19, sekaligus pada saat bersamaan kegiatan terkait ekonomi masih bisa berlanjut kendati masih jauh dari normal.

Atas kondisi-kondisi tersebut, Alphon menyimpulkan lonjakan jumlah kasus positif Covid-19 disebabkan tidak adanya konsistensi dalam penerapan protokol kesehatan.

“Setiap pemberlakuan pembatasan, harus selalu disertai dengan penegakan atas penerapan protokol kesehatan yang ketat, disiplin dan konsisten,” tutupnya.