Terkini.id, Jakarta - Cadangan nikel Indonesia dinilai makin menipis, tapi jika eksplorasi baru nikel terus dilakukan, maka perkiraan cadangan nikel Indonesia bisa bertambah besar.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun membuka seluas-luasnya kesempatan bagi para investor yang berminat melakukan eksplorasi baru tambang nikel demi meningkatkan cadangan nikel di Tanah Air.
Hal ini karena stok bijih nikel di dalam negeri diperkirakan tidak cukup hingga 10 tahun lagi jika tidak ditemukan cadangan baru.
Menurut data dari Badan Geologi, per Desember 2020, sumber daya nikel yang masih tersedia sebesar 13,7 miliar ton bijih, dengan total cadangan terbukti sebesar 4,6 miliar ton bijih.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif mengatakan, pemerintah membuka kesempatan bagi pihak lain untuk mengembangkan semua komoditas mineral maupun batubara di Indonesia.
“Baik itu melalui lapangan yang sudah ada, maupun yang masih hijau (green field) atau di daerah yang belum dieksplorasi,” ujar Irwandy, Selasa 3 Oktober 2023.
Pemerintah berharap ada perusahaan yang masuk untuk eksplorasi di green field untuk menambah cadangan mineral di dalam negeri.
Dari sisi pelaku usaha, Direktur Utama Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus mengatakan, eksplorasi green field membutuhkan biaya yang mahal.
“Peluang keberhasilan tergantung, tetapi bisa saja gagal untuk itu kita swasta siap saja, tetapi harus ada kompensasi jika gagal, bagaimana insentif ini,” ujarnya dalam kesempatan sama.
Menurutnya, eksplorasi untuk menemukan cadangan mineral tambahan, khususnya nikel sangatlah penting. Beberapa pihak mengkhawatirkan, 10 tahun lagi Indonesia kehabisan nikel yang bernilai ekonomi dan dapat ditambang.
“Bisa saja ada nikel tetapi tidak memungkinkan ditambang,” ujar Alexander.
Selain soal kompensasi, Alexander juga meminta agar pemerintah menjabarkan hitung-hitungan risiko dari eksplorasi baru di wilayah green field tersebut. (sumber: kontan.co.id)