Dia lalu membeberkan bahwa dirinya disiksa setiap hari setelah petugas melaksanakan apel pagi.
"Tiap pagi itu bergiliran masuk, tiap datang tuh udah pasti (saya) dipukulin, tiap hari, tiap habis apel Provost pagi," cerita Saka.
"Badan diinjak-injak, dipukulin, sampai kepala dipukuli pakai gembok berkali-kali sampai bocor. Sampai saya nggak kuat lagi sama siksaan itu," sambungnya.
Lebih lanjut, Saka Tatal juga mengaku bahwa tiap hari selama dipenjara dirinya diberi makan oleh petugas tapi dengan cara tidak wajar.
"Saka dikasih makan tapi nggak sewajarnya, (makanannya) dilempar di lantai, kalau nggak dimakan bakal dipukulin lagi. Bukan pakai piring, tapi nasi bungkus. Nasi berantakan di lantai, kalau nggak makan dipukulin lagi," ungkap Saka.
Selain diberi makan dengan cara yang tidak manusiawi, Saka pernah diberi minum air kencing oleh anggota polisi.
"Minum sempat dikasih air kencing disuruh minum. Nggak tahu (air kencing) itu darimana. Saka minum tapi dimuntahin lagi," ucapnya.
Sebelumnya, Saka Tatal juga sempat menceritakan detail penyiksaan yang dilakukan oleh polisi saat dirinya dipaksa mengaku sebagai pelaku pembunuh Vina dan Eky.
Hal itu disampaikan Saka saat ditemui dan diwawancara oleh Politisi Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Kepada Dedi, Saka mengaku bahwa dirinya disiksa oleh pihak Kepolisian ketika ditangkap terkait kasus Vina Cirebon.