Demokrasi Merintih: Apa Kabar Rakyat Indonesia?

Demokrasi Merintih: Apa Kabar Rakyat Indonesia?

EP
Echa Panrita Lopi

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Sebaliknya, jika partisipasi politik warganya rendah, maka dapat dikatakan sistem politiknya sedang bermasalah.

Bersama dengan tulisan ini, penulis ingin menyampaikan beberapa hal terkait “bekal” yang semestinya perlu dihidangkan lagi kepada masyarakat, khususnya rakyat Indonesia dalam mengarungi bahtera perpolitikan yang seharusnya demokratik.

Ketidakseriusan pemerintah dalam membawa asa bangsa tetap tidak akan dibenarkan dan dibiarkan. Sehingga evaluasi konkret harus dilakukan dimana rakyat berpartisipasi dalam pengawasan dan penyelesaian sebuah masalah bersama demi tercapainya kemaslahatan umat.

1. Mengambil Peran Politik, Rakyat Tak Boleh Pasif

Pada pembahasan ini, penulis ingin memulai dari paradigma Mohammad Hatta terkait Republikanisme, yang berlanjut pada diskursus peranan politik seorang rakyat.

Bung Hatta dikenal sebagai penulis dan penggambar ideal dan sistematis terkait Republikanisme dalam kerangka Indonesia.

Pertama-tama, Hatta tidak menghadirkan penjelasan Republik yang definitif, justru mendeskripsikan watak-watak serta prasyaratnya.

Bahwa, “Indonesia Merdeka haruslah suatu Republik, yang bersendi kepada pemerintahan rakyat.”

Republik bagi Hatta merupakan bentuk pemerintahan yang mengatasi pemerintahan kolonial.

Karenanya, Republik menurut Hatta adalah sebuah substantif yang dimana bangsa telah merdeka dari penjajahan.