Pertanyaan Prihati Utami untuk Mas Gibran yang Tetap Ngotot Maju Cawapres

Pertanyaan Prihati Utami untuk Mas Gibran yang Tetap Ngotot Maju Cawapres

HZ
Hasbi Zainuddin

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id, Jakarta - Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka akhirnya resmi menjadi calon wakil presiden Prabowo dalam pilpres 2024, seusai ditetapkan oleh KPU pada Selasa 16 November 2023 kemarin. Namun, pencalonanya masih menyisakan pertanyaan besar bagi masyarakat.

Hal ini karena Gibran bisa maju menjadi cawapres dengan landasan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang korntroversial.

Pegiat media sosial Prihati Puji Utami melalui akun Twitter atau X @Prihati_utami juga ikut mempertanyakan alasan Gibran 'mengkhianati' partai yang membesarkannya.

“Sebuah pertanyaan untuk Mas @gibran_tweet Nomor urut sudah ditentukan, pasangan calon sudah ditetapkan.

Artinya, Mas Gibran benar-benar melenggang maju dalam kontestasi Pilpres 2024. Ada pertanyaan yang terus saja muncul, tapi saya belum tahu pasti jawabannya,” tulis Puji mengawali pertanyaanya sambil menandai akun Gibran Rakabuming Raka.

Ia mempertanyakan, kenapa Gibran tetap ngotot menjadi cawapres meski putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membuatnya bisa mendaftar sebagai cawapres di KPU dinyatakan melanggar etik.

Paman Gibran yakni Anwar Usman yang memutus perkara gugatan nomor 90 tersebut terbukti telah melanggar etik berat sehingga dicopot dari jabatannya sebagai Ketua MK.

Para pakar hukum bahkan menyebut bahwa putusan MK terkait batas usia capres cawapres, cacat hukum karena ditemukan adanya pelanggaran etik berat.

“Sedunia tahu keputusan yang diambil oleh Paman Mas Gibran itu CACAT HUKUM karena melanggar Etik berat. Seolah tak ada rasa bersalah, Mas Gibran justru terus saja melenggang. Padahal itu adalah sebuah noda dari perjalanan hidup dan karir seorang Mas Gibran yang masih sangat muda,” tulis Prihati.

Menurutnya, seandainya Gibran lebih bersabar dan melalui setiap proses pembentukan jati diri, karir Gibran mungkin akan lebih cemerlang. Bukan karena nama besar ayahnya yang menjabat sebagai presiden, namun berkat karir yang dia rintis secara mandiri.