Dokter dan Pemerhati Gizi Ibu Anak Protes Program Bagi-bagi Susu Prabowo, Tidak Direkomendasikan WHO

Dokter dan Pemerhati Gizi Ibu Anak Protes Program Bagi-bagi Susu Prabowo, Tidak Direkomendasikan WHO

HZ
Hasbi Zainuddin

Penulis

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id - Dokter dan pemerhati gizi yang tergabung dalam Gerakan Kesehatan dan Gizi Ibu dan Anak Indonesia (GKIA) mengeluarkan Pernyataan Terbuka terkait kebijakan pemerintah termasuk salah satu Pasangan Capres yang mengampanyekan Susu Sebagai salah satu solusi “Pencegahan Stunting”

Seperti diketahui, belakangan ini isu pencegahan stunting menjadi topik hangat yang melibatkan ‘pentahelix’ (pemerintah,
akademisi, media, masyarakat dan pelaku usaha) sebagai kekuatan nasional yang memang perlu berkolaborasi secara sinergis.

" Akan tetapi pada kenyataannya terminologi stunting itu sendiri tidak dipahami secara benar sehingga upaya-upaya pencegahan dan penanggulangannya tidak ada tepat bahkan cenderung bisa menjadi masalah karena keterlibatan pihak-pihak yang memiliki
kepentingan," tulis GKIA.

Selengkapnya, berikut beberapa poin pernyataan surat terbuka GKIA:

1. Stunting adalah kondisi terjadinya gangguan gizi kronik yang berlangsung dalam rentang 1000 hari pertama kehidupan anak sejak dalam kandungan hingga berusia 2 tahun, yang ditandai dengan panjang badan atau tinggi badan menurut umur berada di bawah -2 SD dengan akibat: kecerdasan di kemudian hari tidak optimal dan risiko penyakit kronik seperti hipertensi, diabetes, sindrom metabolik, kanker serta obesitas.

2. Stunting bisa dicegah melalui pendekatan spesifik (perbaikan gizi ibu dan anak) dan pendekatan sensitif (semua kontribusi yang menyebabkan tumbuh kembang anak tidak optimal: pola asuh, kebersihan, literasi orang tua, sarana air minum dan sanitasi, imunisasi, dan sebagainya,

3. Permenkes 41/2014 telah menegaskan perubahan paradigma 4 sehat 5 sempurna yang tidak relevan lagi menjadi gizi seimbang. Dengan demikian, jelas bahwa susu bukan faktor penyempurna gizi apalagi menjadi kebutuhan primer di masa pertumbuhan.

4. Satu-satunya asupan gizi terbaik dan terlengkap di usia 0-6 bulan adalah Air Susu Ibu. Menyusu eksklusif menjadi pedoman nasional dan direkomendasikan WHO sebagai hak anak di 6 bulan pertama kehidupannya berlanjut hingga 2 tahun atau lebih, dengan Makanan Pendamping ASI yang memadai secara kualitas dan kuantitas sejak usia 6 bulan.

5. Karena itu, kami merasa prihatin dengan kian maraknya isu pembagian susu di pelbagai kegiatan atau program-program yang dikaitkan dengan perbaikan gizi anak. Masalahnya adalah sebagai berikut:

a. Intoleransi. Prevalensi gangguan pencernaan akibat intoleransi laktosa di Indonesia
cukup tinggi dan meningkat sesuai pertambahan usia, yaitu sebesar 21,3% pada usia 3-5 tahun, 57,8% pada usia 6-11 tahun dan 73% pada usia 12- 14 tahun (Hegar, 2015).