Bagaimana Benjamin merendahkan Amerika seolah tanpa Israel Amerika tak akan mampu menghadapi siapa yang disebut musuh terbesar dan abadi Amerika, Iran.
Yang ingjn saya bahas singkat adalah bagaimana kecenderungan posisi kedua kandidat Presiden Amerika; Kamala Harris dan Donald Trump. Sebagaimana kita ketahui keduanya akan bertemu dengan penjahat perang itu setelah ketemu dengan Presiden Biden siang ini, 25 Juli 2024.
Pada hari yang sama Penjahat perang Benjamin akan ketemu dengan Kamala Harris.
Pertemuan dengan Kamala ini lebih kepada posisinya sebagai capres ketimbang sebagai Wakil Presiden. Lalu keesokan harinya, 26 Juli, Donald Trump akan bertemu dengannya di Mara Lago, kediaman Trump di Florida.
Pertemuan dengan Capres Kamala Harris
Mungkin hal pertama yang perlu kita ingat tentang Kamala Harris adalah bahwa dia adalah salah seorang petinggi politik, sebagai Wapres Amerika, yang menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Mungkin hal ini tidak terdengar luas. Tapi seruan itu dapat ditemukan di berbagai jejak digital media sosial. Tentu hal ini mengejutkan karena banyak hal.
Satu, karena Kamala adalah isteri dari seorang suami Yahudi (Kamala sendiri beragama Kristen Methodist).
Dua, karena dia adalah Wapres dari Presiden Biden yang mendeklarasikan diri sebagai non Jewish Zionist (Biden beragama Katolik).
Tiga, kenyataan bahwa lobby politik Yahudi di Amerika dipandang sebagai penentu kemenangan atau kekalahan dalam pilihan politik Amerika.