Ketika Penjahat Perang Diberikan Panggung Kehormatan di Amerika

Ketika Penjahat Perang Diberikan Panggung Kehormatan di Amerika

EP
Shamsi Ali
Echa Panrita Lopi

Tim Redaksi

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Dua, menarik pasukan Israel dari Gaza dan daerah-daerah pendudukan lainnya. Dan memastikan bahwa tanah Palestina diserahkan sepenuhnya kepada bangsa Palestina untuk mengelola (memerintah).

Tiga, membuka pintu seluas-luasnya bagi bantuan kemanusiaan untuk masuk ke Gaza menyelamatkan bangsa Palestina dari ancaman pemusnahan masal dengan cara “starvation” (kelaparan).

Empat, menekankan pentingnya kembali ke meja perundingan dengan agenda pendirian negara Palestina yang merdeka sesuai kesepakatan perjanjian tahun 1967 dan jaminan keamanan bagi negara Israel. Hanya dengan dua hal ini konsep solusi dua negara (two states) dapat terwujud.

Lima, menekan Israel menerima keputusan organisasi-organisasi internasional seperti PBB dan ICJ, termasuk di dalamnya keputusan ICJ tentang penjahat perang dan illegalitàs pendudukan Israel di tanah Palestina.

Semua poin-poin di atas oleh Capres Kamala harus dijadikan pra-kondisi (persyaratan) bagi semua bantuan Amerika ke Israel. Jika Israel menolak maka semua bentuk kerjasama dan bantuan harus dihentikan.

Tentu hal di atas tidak muda bagi seoarang politisi, apalagi pada level nasional Amerika. Kita juga sadar bahwa di negara ini ada “invisible hands” (kekuatan tersembunyi) yang mengendalikan perpolitikan dan kebijakan publik.

Minimal dua yang ingin saya sebutkan. Satu, lobby zionis Yahudi. Dan dua, Kristen garis keras evangelicals.

Tak seorang capres/cawapres kecuali bertekuk lutut mengharapkan dukungan untuk memenangkan bahkan pencapresan sekalipun dari kedua group itu.

Pertemuan dengan Capres Donald Trump

Penjahat perang (Natanyahu) juga akan bertemu dengan capres dari Partai Republican Donald Trump. Bagi Israel Donald Trump bukan orang asing.