Tanggapi Pro Kontra KPK, Arie: Tetap Suarakan Objektivitas!

Tanggapi Pro Kontra KPK, Arie: Tetap Suarakan Objektivitas!

Dzul Fiqram Nur

Tim Redaksi

Terkinidotid Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Terkini.id, Jakarta - Seorang pengamat media sosial Arie Dirgantara memberikan tanggapan tentang isu pro kontra terhadap keputusan KPK yang memberhentikan 51 pegawai KPK.

Menurut Arie, saat ini ada dua kelompok yang kerap berpolemik terhadap KPK.

Kelompok pertama adalah polar kanan yang menganggap keputusan KPK adalah sebuah pelemahan, sedangkan kelompok kedua adalah polar kiri yang menganggap keputusan KPK adalah sebuah penguatan.

Ia melanjutkan, bahwa untuk membuktikan benar dan salahnya kita serahkan kepada waktu dan instrumen pengukurnya.

Hal itu dituliskan di akun Twitternya dengan nama pengguna @TheArieAir pada Minggu, 30 Mei 2021 seperti dikutip oleh terkini.id.

"TWK, kelompok polar kanan anggap pelemahan KPK, kelompok polar kiri dalih penguatan KPK. Mana yang benar? Waktu yang akan buktikan kelak," tulis Arie.

"Apa instrumen untuk mengukurnya? Kasus yang ditangani KPK (jumlah dan kualitas berbanding aduan masyarakat) dan Indeks Persepsi Korupsi (CPI)," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa CPI memang bukan tugas semata dari KPK, melainkan ada lembaga lain seperti DPR dan Polri/Kejaksaan.

Adapun opini luar pasti akan dimanfaatkan oleh para politikus, polar kanan dikaitkan dengan talibanisasi dan polar kiri dikaitkan dengan pembungkaman.

"Yang jelas, negara kita ini terpuruk masuk dalam kategori NEGARA KORUP. Dan, korupsi itu hal yang melemahkan minat investor (asing dan dalam)," tulisnya kembali.

"Investasi tetap tumbuh, tapi tidak secepat jika negara bisa keluar dari julukan negara korup," tambahnya.

Arie juga menjelaskan, perang opini akan terus berkembang menghangatkan iklim politik kedepan.

"Karena tujuan reformasi 98 yang berujung jatuhnya Soeharto antara lain tuntutan pemberantasan KKN sehingga itulah ruh pembentukan KPK," terang Arie.

Ia juga berharap agar media-media besar tidak terpengaruh dengan opini atas kedua kelompok tersebut.

Hal ini demi mewujudkan pemberantasan korupsi untuk kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat.

"Saya melihat banyak media besar yang tidak terpengaruh opini/arah narasi polar kanan/kiri," tulisnya kembali.

"Tetap suarakan objektivitas. Demi pemberantasan korupsi untuk kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat," tutupnya.